Rajin Ibadah Tapi Hidup Susah

 
Rajin Ibadah Tapi Hidup Susah

Banyak di antara kita yang suka mengeluhkan kehidupan yang dianggapnya serba susah. Padahal mereka sudah bekerja keras. Bahkan dia sangat rajin beribadah, baik yang sunnah apalagi yang wajib.

Sholat lima waktu berjamaah di masjid tidak pernah ditinggalkan. Sholat sunnah Dhuha dan Tahajud pun bahkan diperlakukan seperti sholat wajib. Puasa Ramadhan, tak pernah ditinggalkan. Bahkan puasa sunnah Senin-Kamis diperlakukan seperti puasa wajib.      

Dalam pandangannya, ibadah yang dilakukan selama ini tidak linier atau tidak berbanding lurus dengan realitas hidup yang serba susah. Padahal mereka berharap dengan ketaatannya beribadah, doa--doanya pun makbul. Dan hidupnya berkecukupan dan bahagia.

Sebaliknya, banyak yang tidak beribadah, bahkan senantiasa bermaksiat dan melakukan kezaliman diberi kesuksesan luar biasa. Hartanya berlimpah, karirnya moncer, usahanya selalu sukses, dan hidupnya sangat bahagia.

Ketaatan beribadah kepada Alloh Ta'ala memang kenyataannya banyak dikaitkan dengan urusan dunia. Bahkan banyak di antara kita yang  beribadah karena mengejar dunia.

Hal ini tidaklah salah. Sebab sebagaimana Alloh Ta'ala berfirman dalam Surah Hud ayat 15,
"Barang siapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, pasti Kami berikan (balasan) penuh atas pekerjaan mereka di dunia dan mereka di dunia tidak akan dirugikan."

Namun dalam surah yang sama ayat 16 Alloh Ta'ala mengingatkan,
"Itulah orang-orang yang tidak memperoleh (sesuatu) di akhirat kecuali neraka, dan sia-sialah di sana apa yang telah mereka usahakan (di dunia) dan terhapuslah apa yang telah mereka kerjakan."
Inilah alasan kenapa Abdurahman bin Auf sering menangis ketika mendapatkan kenikmatan duniawi. Sahabat yg mulia ini khawatir bila kenikmatan di dunia saat ini merupakan nikmat akhirat yg disegerakan. Hingga kelak di akhirat tak didapatkan lagi nikmat-nikmat itu.

Karenanya, luruskan lagi niat-niat kita  beribadah kepada Alloh Ta'ala. Dhuha, Tahajud jangan diukur dengan bertambahnya rizki, kesuksesan usaha, melejitnya karir, dan hidup yang berlimpah materi.

Kalau ukuran kesuksesan duniawi ini karena banyaknya Dhuha, Tahajjud, dan Sedekah, tentulah orang-orang kafir tak ada yg sukses.
Luruskan Niat. Dhuha, Tahajud, puasa sunnah Senin-Kamis sebagai ibadah tambahan untuk menutup yang kurang dalam ibadah wajib. Dengan niat begitu maka Insya Alloh balasan untuk akhirat kita tetap ada dan urusan dunia dipermudah.

Allahu Musta'an

Yaa Alloh Ya Robb Ampunilah kami, terimalah sholat kami, puasa kami dan ibadah kami lainnya.
Jadikanlah sebaik-baik amal kami pada penutupannya.
Yaa Alloh Ya Robb
Tingkatkan amal ibadah kami.
Hanya kepadaMu kami memohon dan pelindungan, semoga pandemi covid ini segera berlalu.
Jadikan keluarga kami yg sehat dzohir dan bathin.
Lindungilah kami dari berbagai penyakit, bencana dan kesulitan lainnya.
Jadikan hamba yang pandai bersyukur dan Bahagia, serta bisa membahagiakan orang lain.
Jadikan kami menjadi lebih baik dan lebih bermanfaat.
Robbana Taqobbal Minna
Ya Alloh terimalah dari kami (amalan kami), aamiin.