Pendekar Mabuk 35 - Peri Sendang Keramat

Langit berwarna merah tembaga. Matahari fajar memantulkan sisa cahayanya yang semakin menipis. Lalu sang mataharipun pelan-pelan tersumbul dari balik bukit sebagai tanda bahwa pagi kian menua. Matahari itu terlihat jelas dari ketinggian sebuah pohon. Di pohon itu sepasang mata muda memandangi alam pagi. Pemuda tersebut berambut agak panjang, selewat pundak, lurus, dan lemas. Wajah tampannya bersih tanpa kumis dan jenggot. Pakaiannya masih itu-itu saja, baju voklat tanpa lengan dan jarang dikancingkan, serta celana putih kusam, entah berapa hari sekali dicucinya. Tak lupa bumbung tuak selalu ada disampingnya. Kapan saja ia butuhkan tinggal buka tutupnya langsung tuang isinya ke mulut. Glek, glek, glek ...!




EPISODE SELANJUTNYA