RENCANA ALLAH SELALU LEBIH BAIK !
Saat itu Halimah ditemani oleh suaminya yaitu Harits bin Abdul Uzza untuk
mencari anak susuan. Dengan harapan nantinya ia akan mendapatkan upah dari
orang tua anak yang disusui.
Kendaraannya adalah seekor keledai yang sudah tua dan kakinya terluka,
hingga lambat untuk berjalan. Disamping itu ia juga membawa unta yang kurus
dan juga tua, serta beberapa kambing yang kurus dan tidak menghasilkan susu.
Karena memang saat itu sedang terjadi kemarau panjang.
Sesampainya di Makkah, mereka berpencar dan mencari bayi untuk disusui.
Tidaklah semua orang melewati Muhammad (yang saat itu baru berusia satu
pekan) kecuali mereka hanya sekedar melewati. Karena tahu bahwa Muhammad
kecil adalah anak yatim, tidak punya ayah, lalu siapa yang akan membayar
mereka. Begitulah yang terpikir oleh mereka.
Termasuk juga Halimah yang ketika itu sudah ditawari untuk menyusui
Muhammad namun ia juga menolak dan melewatinya.
Waktu mulai beranjak gelap dan semua rombangan Bani Sa'ad sudah mendapatkan
seorang bayi untuk disusui kecuali Halimah.
"Demi Allah, kala itu aku mengambil Muhammad hanya karena aku tidak
menemukan bayi lain kecuali Muhammad. Aku pun berkata kepada suamiku, 'Aku
akan mengambil bayi yatim dari Bani Abdul Mutalib ini, semoga melalui dia,
Allah melimpahkan kebaikan kepada kita. Aku tidak mau pulang bersama
teman-temanku tanpa membawa bayi untuk disusui", begitulah penuturan dari
Halimah.
Selanjutnya, kita semua tahu bagaimana kisahnya. ASI yang tadinya tidak
cukup buat anaknya - karena saat itu Halimah juga punya bayi yang ia bawa -
tiba-tiba terasa penuh dan memancarkan ASI hingga ia menyusui Muhammad dan
anak kandungnya sampai kenyang. Padahal, dalam perjalanan pun anak yang ia
bawa selalu menangis karena ASI yang tak kunjung keluar.
Disaat sang suami mendekati unta yang membawa barang-barangnya, terlihat
susu unta itupun penuh dan Harits langsung memerah air susunya. Hingga ia
pun minum darinya dan Halimah pun ikut minum darinya, hingga kenyanglah
mereka. Padahal unta itu sudah tua dan tidak menghasilkan apa-apa.
Dan setelah itu keberkahan datang bertubi-tubi kepada Halimah dan
keluarganya.
Dari kisahnya kita dapat mengambil pelajaran, diantaranya adalah jangan
pernah iri dengan rejeki yang Allah berikan kepada orang lain. Karena boleh
jadi, Allah sedang menyiapkan sesuatu yang lebih baik bagi kita. Seperti
Halimah yang awalnya merasa bahwa teman-temannya adalah orang-orang yang
beruntung karena bisa mendapatkan bayi untuk disusui. Namun pada akhirnya,
teman-temannya lah yang merasa iri kepadanya. Karena ia mendapatkan seorang
bayi yang diberkahi.
Pelajaran kedua bahwa, jangan pernah meremehkan rejeki atau nikmat sekecil
apapun. Karena bisa jadi rejeki atau nikmat yang kecil itu yang akan
mengantarkan kita pada nikmat dan rejeki yang jauh lebih besar. Bukankah ini
seperti kisahnya Halimah yang tetap menerima Muhammad untuk disusui yang
dalam anggapan semua temannya saat itu bahwa bayi yatim tidak bisa
diharapkan upahnya. Namun, sekiranya mereka tahu bahwa bayi yatim itu adalah
seorang nabi, maka mereka pasti akan saling berebut untuk mengasuhnya.
Pelajaran ketiga adalah, hendaknya kita tetap bergerak dan berusaha
bagaimanapun keadaannya. Seperti Halimah yang sudah berusaha sepanjang hari
hingga matahari mulai gelap, dan ia tidak menemukan sesuatu pun yang bisa ia
harapkan. Namun ia tetap berusaha dengan berjalan dan mencari bayi untuk
disusui, hingga akhirnya Allah mengantarkan kembali Halimah kerumahnya
Fatimah Ibunda Nabi. Hingga Allah meninggikan nama Halimah sepanjang
sejarah.
Tuliskan disini hanya untuk memberikan gambaran bahwa rencana Allah SWT
selalu lebih baik dari apa yang kita bayangkan.
Wallahu a'lam bish-shawab.
Sumber:
Kajian Pola Pertolongan Allah
Surat Ar-Rahman [55] ayat 13
فَبِأَىِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Emoticon