Ketika berita
tuduhan perselingkuhan Zulaihah dan Yusuf tersebar ke seluruh pelosok kota,
Aziz dan istrinya berpendapat bahwa mereka tak bisa lagi menghindari gunjingan
masyarakat, kecuali menjebloskan Yusuf kedalam penjara dengan tuduhan bahwa
pemuda itulah yang mencoba mengajak berbuat zina terhadap Zulaihah, walaupun
sudah jelas bahwa Yusuf tidak melakukan perbuatan tersebut.
Ketika
dimasukkan kedalam penjara, perasaan Yusuf bercampur antara sedih dan gembira.
Sedih karena ia dipenjarakan dengan tuduhan yang keji. Gembira karena ia
terbebas dari rumah tuannya. Akan tetapi, penjara baginya merupakan awal
kebaikan nasib.
Yusuf
dimasukkan penjara bersama dua orang pelayan raja. Mereka adalah Nabo, kepala
bagian minuman raja. Dan Malhab, kepala bagian kue-kue. Keduanya dituduh
mencoba melakukan pembunuhan terhadap raja dengan racun. Setelah beberapa lama
di penjara, mereka bermimpi yang kemudian diceritakan kepada Yusuf.
“Saya bermimpi
memeras anggur yang akan saya jadikan khamr,”kata Nabo mencerikan mimpinya.
“Saya telah
bermimpi membawa kue di atas kepalaku, ketika itu datanglah burung memakan
kue-kue itu,”cerita Malhab.
Setelah
keduanya menceritakan masing-masing mimpinya, mereka meminta kepada Yusuf untuk
menta’wilkan kedua mimpi itu. Ereka tahu bahwa Yusuf mempunyai ilmu ta’wil
mimpi dikarenakan ketawaan dan kebaikannya.
Sebelum Yusuf
menta’wilkan mimpi kedua teman sepenjaranya itu, ia menasehati mereka lebih
dulu.
“Engkau
sebagai kepala bagian minuman baginda raja, bernasib baik dan bergembiralah,”
kata Yusuf menta’wilkan mimpi Nabo. “Baginda raja akan membebaskanmu, karena
engkau tidak tebukti bersalah dan akan dibebaskan dari hukuman. Baginda raja
akan menerima kembali engkau sebagai pembantunya dan ditempatkan pada jabatan
semula.”
:Sedangkan
engkau sebagai bekas kepala bagian kue-kue makanan Baginda raja,”kata Yusuf
kepada Malhab. “Maafkanlah saya sebelumnya, apabila ternyat ta’wil mimpi itu
menyengsarakanmu. Baginda raja akan menghukum mati dirimu, mayatmu akan dimakan
burung buas mulai dari kepalamu. Barangkali perlu ditegaskan, bahwa kelak akan
terbukti bahwa kau terlibat dalam usaha pembunuhan terhadap Baginda raja.”
“Demikianlah
Allah menyelesaikan suatu masalah dengan jalan yang telah aku terangkan,”kata
Yusuf melanjutkan pembicaraannya. “Masalah itu pasti terjadi dan tak dapat
ditawar-tawar lagi. Dan apa yang aku katakan itu bukanlah omong kosong yang tak
beralasan, tetapi kuterangkan ta’wil mimpi anda berdua menurut apa yang
diilhamkan Allah kepadaku.”
Beberapa hari
kemudian, terbuktilah kebenaran Yusuf dalam menta’wilkan mimpi dan semua yang
diceritakan kepada dua teman sepenjaranya itu.
Menjelang
kebebasan Nabo, kepala bagian minuman, dari penjara, Yusuf berpesan untuk
menceritakan kepada Baginda raja tentang sebab-sebab Yusuf dijebloskan kedalam
penjara, dengan harapan raja meninjau kembali perkaranya Sehingga dapat
terbukti bahwa dirinya benar-banr tak bersalah.
Akan tetapi
karena terlalu gembira, hingga Nabo lupa menyampaikan pasan Yusud kepada raja.
Karena kelupaan Nabo itu, mengakibatkan Yusuf harus tetap mendekam didalam
penjara lebih kurang 3 tahun.
Setelah
beberapa tahun didalam penjara, tampaklah tanda-tanda akan datangnya
pertolongan Allah untuk membebaskannya dari penjara.
Suatu hari
Baginda raja Mesir yang bernama Hyksos bermimpi yang sangat menggelisahkan
hatinya. Dikumpulkan semua dukun dan orang-orang pandai menafsirkan mimpi.
“Aku bermimpi
melihat tujuh ekor sapi yang kurus kering memakan tujuh ekor sapi yang gemuk,
dan kulihat tujuh tujuh tangkai gandum yang hijau serta tujuh tangkai gandum
kering. Siapakah diantara kalian yang dapat menta’wilkan mimpiku itu ?”kata
raja Hyksos menceritakn mimpinya.
Para dukun dan
orang-orang pandai itu semuanya tampak gugup dan kebingunan. Akhirnya mereka
bermusyawarah dan mengatakan bahwa mimpi itu tidak dapat dita’wilkan sebagai
kejadian dihari yang akan datang. Itu hanyalah mimpi biasa, bunga-bunga orang
tidur.
Nabo yang
mendengar tentang mimpi raja Hyksos, ia jadi teringat Yusuf yang masih dalam
penjara. Kemudian kepala bagian minuman raja itu menceritakan tentang Yusuf dan
kehebatannya dalam menta’wilkan mimpi kepada raja Hyksos.
Raja Hyksos
kemudian mengutus Nabo disertai beberapa pengawal untuk menemui Yusuf didalam
penjara. Setelah lama mereka berpisah, Nabo kini datang sebagai utusan raja,
dan ia menyatakan penyesalannya karena lupa menyampaikan pesan Yusuf beberapa
tahun yang lalu.
Kemudian Nabo
menerangkan tujuan pokok kunjungannya kepada Yusuf.
:Hai sahabat
lamaku, dahulu kau pernah menta’wilkan mimpiku dan ternyata semuanya tepat
sekali. Sekarang ta’wilkan mimpi baginda raja dihadapanku untuk kuceritakan
kepadanya, sehingga orang-orang tahu kelebihan dan kedudukanmu dalam masalah
ilmu itu,”kata Nabo yang kemudian menceritakan mimpi raja Hyksos itu.
Setelah Yusuf
diam beberapa saat. “Mesir akan mengalami masa subur selama tujuh tahun. Engkau
sekalipun harus menggunakan waktu itu untuk bercocok tanam sebagaimana biasa.
Kemudian akan datang musim kering selama tujuh tahun pula. Oleh karena itu,
hasil panen pada saat musim subur harus disimpannya, kecuali yang dipakai untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, sehingga ada persediaan untuk mencukupi
kebutuhan pada musim kering nanti.
Simpanan itu
pun sangat minim untuk menutup kebutuhan kalian. Jika terdapat sisa hanya cukup
sebagai benih musim tanam berikutnya. Ketahuilah, setelah terjadi pergantian
dua musim itu, akan datang musim subur dengan hujan yang cukup dan menyuburkan
lahan pertanian. Sehingga akan ada hasil melimpah yang mencukupi kebutuhan-kebutuhan
hidup, baik berupa buah-buahan atau hasil panen lainnya.
Demikianlah
Yusuf menta’wilkan mimpi raja Hyksos dihadapan Nabo. Bahkan sekaligus
menerangkan jalan keluar dalam menanggulangi isi ta’wil mimpi itu demi
kepentingan kerajaan Mesir.
Kepala bagian
penyediaan minuman itu kemudian menyampaikan tafsir mimpi kepada raja Hyksos.
Begitu mendengar cerita pelayannya itu, ia tahu bahwa ta’wil mimpi itu
menunjukkan pengetahuan penafsirnya. Oleh karena itu raja Hyksos memerintahkan
pengawalnya untuk mengeluarkan Yusuf dari penjara.
Ketika
pengawal itu menemui Yusuf untuk membebaskannya, Yusuf menolak, ia meminta
kepada utusan itu agar kembali menghadap raja dan memohon agar raja mau
mengadili perkaranya, sehingga dapat dibuktikan bahwa tuduhan terhadap dirinya
itu justru kebalikannya, dan meminta agar para wanita yang menghadiri undangan
jamuan makan Zulaihah dihadapkan untk dimintai kesaksiannya.
Semua
permintaan Yusuf itu akhirnya dikabulkan oleh raja Hyksos. Ketika semua sudah
berkumpul menghadap raja, wanita-wanita itu memberikan penjelasan apa saja yang
mereka ketahui tentang Yusuf dihadapan Aziz dan istrinya, Zulaihah.
“Bagaimana
pendapat kalian, ketika kalian menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya, apakah
kalian mendapat sambutan darinya ? Apakah kalian mengatakan agar Yusuf mau
menyambut cinta kalian yang tidak sepatutnya kalian lakukan ?”tanya raja
Hyksos.
“Kami
berlindung kepada Allah. Kami tahu bahwa ketampanannya memang luar biasa,”jawab
salah satu wanita mewakili yang lain. “Yang paling bijaksana bagi Zulaihah
adalah mengaku apa adanya. Sebab seandainya ia tetap mengingkari tak ada
gunanya. Bagaimana pun ia sudah mengatakan kepada semua wanita yang hadir pada
waktu perjamuan itu.”
Apapun
sebabnya, akhirnya Zulaihah mengakui kejadian yang sebenarnya, bahwa dirinya
yang tertarik dan menggoda Yusuf, sedangkan Yusuf menolaknya.
Pengakuan
Zulaihah disertai alasan bahwa dia hanya sekedar memberi pelajaran kepada
Yusuf, karena tidak mau mengkhianati tuannya, suami Zulaihah. Sehingga
satu-satunya jalan ialah memenjarakan Yusuf. Sebab jika Yusuf masih tetap di
rumahnya, disamping dirinya akan mendapat celaan orang secara terus menerus,
barangkali pengkhianatannya terhadap suami akan terus berkelanjutan.
Setelah
baginda raja Hyksos mengetahui bahwa Yusuf tidak bersalah, maka ia mengirim
seorang pengawal istana untuk menyampaikan tentang pengakuan Zulaihah dan
meminta Yusuf untuk menghadapkan kepadanya.
Yusuf kini tak
ragu-ragu lagimenyambut kebebasannya dengan gembira, ia kemudan menghadap raja
Hyksos.
“Hai Yusuf,
aku mempercayai kebenaran dan kesucian dirimu. Untuk itu aku memberimu
kedudukan yang mulia disampingku dan kubeeri kau kepercayaan sepenuhnya,”kata
raja Hyksos.
Raja Hyksos
mempercayai kecerdasan Yusuf, khususnya tentang pemahaman dan tanggapan terhadap
permasalahan ketika menadsirkan mimpinya, dan memberikan jalan keluar dari
kesuliran ekonomi yang akan melanda Mesir.
Kedudukan
tinggi ditawarkan kepada Yusuf, kedudukan yang tepat bagi dirinya. Dalam
menghadapi musim paceklik yang akan melanda Mesir dan untuk menangani secara
langsungdalam mengendalikan keadaan ekonomi, raja Hyksos mengangkat Yusuf
sebagai penguasa yang mengendalikan seluruh perputaran ekonomi di Mesir.
Itulah ketentuan Allah terhadap hamba-hamba yang saleh, Dia memberi
nikmat kepada salah seorang yang dipilih, Dia memberi pahala kepada mereka
sesuai dengan kebaikan yang telah dilakukannya. Sesungguhnya pahala di akhirat
lebih baik daripada pahala di dunia bagi orang-orang yang beriman dan bertaqwa.
Emoticon