4
Gadis kecil berwajah cantik imut bak
boneka, kini
diam tertunduk dengan bibir cemberut.
Menampakkan
rasa takut la sedang kena omel 'sang kakak' yang disegani.
Masalahnnya, anak itu telah bikin ulah
yang membuat
Hilangnya Barbie dari tempat tidurnya
memang
sempat membuat heboh seluruh penghuni rumah. Kumala
hampir menangis karena tak berhasil
mendeteksi energi
kesaktian yang dimiliki Barbie. Padahal
anak itti
rnenyimpan bayi dalam kandungan yang
bukan miliknya,
melainkan milik istri Fardan. Bayi dan kandungan itu harus
dikembalikan pada pemilik sebenarnya.
Lalu, pada saat Kumala Dewi tertegun kebingungan,
Ia ingat kesaktian anak itu ketika
berada di alam hampa
gaib. la pernah diserang anak itu,
namun ketika dicari
penyerangnya tak ditemukan. Ternyata
sipenyerang
bersembunyi dalam lapisan udara yang
ada di alam
tersebut. ,
"Jangan-jangan dia masuk ke dalam
lapisan udara.
lagi?!" pikir Kumala Dewi, lalu segera
masuk ke kamar
Barbie lagi. Aji Mata Dewa digunakan
untuk menyisir
seluruh udara yang ada di kamar
tersebut. Sampai
akhirnya Kumala menemukan lapisan udara
di sudut
kamar yang bergerak-gerak seperti permukaan air.
Dengan sinar hijau kecil seperti jarum
yang
terpancar dari ujung jarinya, Kumala
Dewi merobek
lapisan udara itu. "Weeesst....! Maka,
tampaklah Barbie
sedang berdiri memeluk boneka panda
dengan wajah
polos dan mata memandang sendu. Kumala Dewi segera
meraih anak itu, lalu memeluknya
kuat-kuat. Setelah
merasa lega, barulah tiba giliran anak
itil untuk diomeli.'
Kumala sengaja menutup kamar, dan bicara empat mata
dengan Barbie, agar si anak tak merasa malu mendapat "
omelen di depan orang lain.
"Lain kali kakak nggak mau lihat
kamu bertingkah
kayak gitu! Kakak capek dibuat pusing
oleh tingkahmu,
Barbie! Kalau kakak capek, maka kamu mau ke mana saja,
kakak nggak mau peduli lagi!"
"Maa,.. maaf, Kak Mala..."
"Ya, kali ini kakak maafkan. Tapi
berjanjilah untuk
nggak akan bikin ulah kayak tadi"
"Iya, aku janji... nggak kayak tadi lagi."
"Bagus. Sekararig, coba Icasih alasan
pada kakak,
kenapa kamu pakai ngumpet segala di situ?! Kenapa kamu
berlagak ngilang, hm?!”
"Habis, aku'., aku mencium bau iblis.
Aku.... aku
yakin di sini ada iblis,.. jadi,
aku'ngumpet dulu, Karena..;
karena aku nggak suka sama bau iblis,'..." .
Kumala, terbungkam sesaat ia tahu apa
yang
dimaksud Barbie. Bau ibiis yang dimaksud tak lain adalah
jati diri Audy. Rupanya dengan kesaktiannya anak itu bisa
mengenali bau iblis, dan tentu saja
mengenali bau jin.
Karena, Barbie sering berselisih dengan Buron. Itu karena
Barbie mungkin tidak menyukai aroma khas sesosokjin'.
"Kak Audy memang dari bangsa iblis. tapi dia sudah
menjadi teman baik kakak. Dia ada
di pihak kita, seperti
halnya Bang Buron Jadi,. kita harus
mau menerima
mereka. Siapa pun yang ingin berteman
atau bersaudara
dengan kita, harus kita terima
baik-baik. Jangan kita
memusuhi karena kesalahan masa lalu
mereka. Itu tidak
baik, Ngerti?"
Berbie mengangguk. Kumala Devvi mencoba
memahami .dan memaklumi emosi dan daya nalar seorang
bocah yang masih, butuh bimbingan dalam
menentukan
sikap hidupnya. Kumala merasa tak layak
menyalahkan
Barbie sepenuhnya, sebelum ia memberinya pelajaran dan
pernahaman tentang makna sebuah
pesahabatandan
persaudaraan.
"Nah, sekarang ayo... kakak kenalkan
Barbie sama
Kak Audy. Dia bukan musuh kita. Mau kan?".
Barbie mengangguk. Kemudian ia dibawa
keluar
kamar. Kumala memperkenalkan Barbie kepada
Audy,
"KakAudy... kenalin ini Barbie, adik Kak Mala yang paling
cantik," ujar Kumala membesarkan hati
Barbie. Audi
paham gaya bahasa itu. sehingga ia
bersikap manis
menerima kehadiran Baibie.
"Aduuuh, cantiknya adik Kak Mala, ya?
Siapa
namanya?"
"Kata Kak Mala... namaku Barbie..."
Audy menerima uluran tangan Barbie dan
mereka
pun berjabatan tangan. Tapi tiba-tiba
Audy tersentak
dpngan mata membelalak dan tubuh
mengejang.
Tersentak-sentak. Kelojotan.
"Aaahkk...!!"
"Bie ..! Lepaskan!"'.sergah Kumala sambil
menarik
tangan Barbie. Begitu lepas dari genggaman tangan Barbie,
Audy terhempas jatuh terduduk di lantai
berkarpet.
Napasnya terengah-engah.
"Kenapa begitu, Barbie?!"
. "Aku... aku nggak apa-apain kok. Aku cuma pegang
tangannya. Nggak ngapa-ngapain. .," ia menggeleng sangat
lugu.
Kumala Dewi tak sanggup menghardik
atau
memarahinya. Rupanya apa yang dilakukan Barbie atas diri
Audy adalah diluar kesadaran anak itu
Ada gerakan gaib
yang dapat bereaksi secara refleks pada
saat anak itu
tidak menghendaki reaksi tersebut.
"Kau baik-baik saja, Audy?"
"Yaah, yaah..'.,"Audy mengangguk-anggukkan kepala.
"Aku cuma merasakena strom listrik
bertegangan tinggi,
seperti tadi kupegang telapak kaki paman dewa di kamar.
Cuma, yang ini nggak telalu besar. Masih besar tegangan
yang ada di kaki paman Dewa Jenaka tadi. Huubhfff...!!" '
Kumala Dewi berbisik, "Apakah kau bisa mengetahui
darimana asal kesaktiannyai'"
"Nggak tahu deh. Kepalaku jadi pusing. ' Duuhhh...."
Audy masih sedikit terengah-engah. "Minta
air putihnya
dong...!"
Sandhi bergegas pergi rnengambilkan air
minum
untuk Audy.
"Memang ada kesamain dengan getaran
gaib yang
ada di kaki Dewa Jenaka itu. Tapi aku nggak yakin, apakah
berasal dari satu sumber atau berbeda
sumber. Karena,
tadi tangan itu buru-buru kau tarik
dan lepas dari
tanganku. Belum menyentuh inti gaibku.
Dan, kayaknya...
kalau sampai menyentuh inti gaibku, aku bisa lebih celaka
lagi, Aku nggak mampu menahannya tadi."
Sekali lagi Kumala Dewi menceritakan
secara
singkat darimana asalnya anak itu, dan seperti apa kondisi
kesaktian yang dimiliki anak itu
sebenarnya. Audy hanya
bisa mengungkapkan kesimpulan batinnya.
"Anak ini memiliki kesaktian cukup
berbahaya. Kau
harus hati-hati padanya, Kumala. Menembus daya ingatnya
saja adalah sesuatu yang sulit
dilakukan apalagi
melumpuhkan sendi-sendi kesaktiannya. Selama ia dalam
pembinaan yang baik, maka ia akan
menjadi anak baik-
baik. Tapi jika dalam pembinaan yang
liar, maka ia bisa
lebih liar dari setan mana pun."
Satu persatu persoalan harus ditangani
dan
diselesaikan. Kumala Dewi tetap
mengutartiakan
pemulihan kesaktiannya Dewa Jenaka, karena dewa itulah
yang memegang kunci penyelesaikan bayi
dalam
kandungan Barbie. Sedangkan daya ingat
Barbie dapat
dipulihkan dengan cara lain, walau pun
Cara itu belum
ditemukan oleh Kumala..
Kini yang ditanyakan oleh mereka
adalah,
mampukah Kumala berpisah dengan Barbie
seandainya
Barbie sudah pulih ingatannya dari
kembali pada orang
tuanya? Sebab, tampaknya makin hari
Kumala semakin
jatuh cinta pada anak itu.
***
Persediaan garam di dapur sangat
menipis. Mak
Bariah belum membelinya lagi. Mau tak mau siang itu juga
Kumala menyuruh Sandhi mengantarkan Mak
Bariah ke
pasar untuk membeli garam halus. Cukup
banyak garam
yang dibeli, karena Kumala Dewi
memperkirakan butuh
garam lebilh dari satu kilogram untuk melepaskan medan
gaib yang melapisi auranya Dewa Jenaka.
Garam-garam itu dituang semua dalam
sebuah
tampah berukuran sedang.. Dewi Ular
mengerahkan
kesaktiannya, sehingga kedua telapak
tangannya
mengeluarkan kabut hijau tipis. Kabut
itu bergumpal-
gumpal di atas garam, kemudian terhisap
seluruhnya
masuk ke dalam garam. Menyatu dengan
garam,
membuat warna garam tidak putih lagi,
tapi putih agak
kehijauan.
"Pakai kacamata Hitam'' Kumala mengingatkan Audy
ketika jelmaan iblis betina itu ingin membantu menaburkan
garam.
Siapa saja boleh menaburkan garam ke tubuh Dewa
Jenaka, tanpa harus menggunakan tenaga
gaib , atau
kesaktian apapun. Maka, Sandhi pun ikut
membantu
menaburkan garam dari tampah tersebut.
Setiap garam
yang dihamburk.an ke tubuh Dewa Jenaka
selalu
menimbulkan percikan cahaya merah dan suara
letupan
kecil
. Craat. preetaak, prriiitikk, traaataar, taarr, preetiik,
prcefik .!
Dan, setiap garam yang dilemparkan
bukan hanya
menghambur tapi terserap hilang dari
pandangan mata
awam. Hanya Audy yang melibat garam-garam itu terhisap
oleh cahaya menyilaukan yang disebut
medan gaib.
menurut pengiihatannya cahaya menyilaukan itu
. masih
berpendar-pendar. Belam bisa padam walaupun
semua
garam sudah disiramkan ke tubuh Dewa Jenaka.
"Apa masih kurang garam sebanyak itu?”
tanya
Buron kepada Kumala Dewi, tapi Audy
yang menjawab
pertanyaan tersebut..
"Kurasa sudah eukup."
"Apakah berkurang cahaya medan gaibnya itu?"
"Belum. Kalau kacamata ini kubuka, aku
masih
nggak akan sanggup menerima silaunya
cahaya medan
gaib.”
“Lalu kenapa-kau bilang sudah cukup?"
tanya
Sandhi!
"Yaaa, kita tunggu sajalah. Kalau
Iintah ditaburi
garam, apakah dia langsung lepas? Pasti
menunggu
beberapa saat, kan?"
"Lepasnya lintah tidak membutuhkan waktu
!ama.
tapi kalau lintah bermuatan energi gaib
seperti ini, pasti
butuh waktu agak lama," kata Kumala
Dewi yang segera
memahami kata-kata Audy tadi.
Mereka keluar dari kamar. Kebetulan saat itu dering
telepon terdengar,Sandhi lebih dulu menyambut
telepon
tersebut. Kamudian ia menyerahkan gagahg telepon padia
Kumala Dewi.
"Bang Pram mau bicara. Penting katanya,” Dewi Ular
segera menyapa kakak angkatnya. la baru ingat sejak tadi
HP tak diaktifkan sehingga Pramuda
terpaksa
menghubungi telepon rumah. Biasanya Pram,
lebih suka
menghubungi HP, karena bisa langsung bicara dengan adik
angkatnya yang cantik dan sexy sekali itu.
"Hallo, ya. Aku belum bisa ngantor dulu, Pram Ada.;.."
"Aku bukan mau bicara soal kantor," sahut Pramudal
"Ada masalah' yang harus kubicarakan
denganmu. Aku
mengalaminya tadi malam, sepulangnya aku dari berlibur."
"Ooh...? Masalah apa? Bicarakan sekarang saja."
Nggak bias, harus kubicarakan di depanmu., Nggak
cukup ceritanya kalau cuma lewat telepon. Nanti. sore aku
mau ke rumah sama Emafie. Kamu ada di rumah?"
"Ada. Pukul berapa kalian mau datang?"
"Menjelang petanglah. Ini menyangkut
masalah
Adhella!. Ada yang ingin menculik
Adhella, tapi dia bukan
manusia biasa "
Kumala Dewi diam sebentar. Sinyal
gaibnya
memantau keadaan Adhella seketika itu
juga. Sesaat
kemudian baru bicara lagi.
"Tapi sekarang dia dalam keadaan aman-aman saja
kok. Okey nanti ceritakan semuanya. Aku
tunggu
kedatangan kalian
"Ya.”
Sekarang aku mau mulai meeting sama
orang-
orangnya Mister Andrew. Sampai ketemu nanti Mala!”
"Okey, Sukstes ya,. J"
Tiba-tiba si kecil Barbie keluar dari
kamar dan
bertanya, "Kakak... Adhella itu siapa?"
Dahi Kumala berkerut sekcjap. Rupanya
anak itu
menyadap. pembicaraan di telepon tadi.
Tentu saja ia
menyadap dengan kekuatan supranaturalnya.
Tapi
mungkin saja penyadapan itu di luar
keinginan Barbie,
Terjadie secara otomatis...
"Adhella itu anaknya Paman Pram dan
Bibi Ema.
Kenapa?"
"Anaknya lebih kecil dariku, ya?”
Dengan sabar dan tetap lembut
Kumala
mengangguk.
"Ya, umurnya masih sekitar empat tahun."
"Ooo,'Barbie menggumam, lalu tak
melanjutkan
bicara. Tapi sepasang matanya yang
bundar indah itu
melirik ke sana-sini. Tak tenang. Maka, dalam hati Kumala
pun tahu, ada sesuatu yang ingin
dikatakan oleh Barbie,
namun sepertinya ia ragu-ragu. Bisa karena merasa takut,
bias juga karena merasa tak yakin pada dirinya sendiri.
"Kenapa? Kamu mau bilang apa, Sayang? Bilang aja"
sambil Kumala berlutut dan merangkulnya.
Mencium
pipinya yang gembul tapi bukan tembem. Tak terlalu besar.
'"Aku boleh nggak main sama Adhella,. Kak?"
”Bofeh saja. Nanti kalau Adhella kemari, kamu main
sama dia,ya?"
“Iya, Biar nanti kalau nenek tua
itu mau ambil
Adhella lagi, aku tonjok mukanya sampai penyok, hiii…hiii…
hiii….hiii
Dewi Dlar ikut tertawa, tapi sumbang. Karena dalam-
hatinya ia bicara pada dirinya sendiri.
Ooo,.rupana anak ini tahu kalau ada pihak yang mau
menculik Adhelia. Bagus sekali teropong
gaibnya?'' Lewat
suara Iembutnya Kumala bertanya, "Kapan
kamu melihat
nenek tua mau ambil Adhella?"
"Hmmm, nggak tahu. Aku cuma.
lihat bekas
bayangannya aja kok. Tadi waktu di
kamar aku
melihatnya."
"Apakah sekarang nenek tua itu masih membuntuti
Adhella?"
"Udah kabur ! Kebakar, angus. Tapi
nenek-nenek.
lain masih ada. Masih berkeliaran
mencari ,anak seusia
Adhela kok."
"O, ya!.. ? Dimana kau lihat nenek-nenek lainnya itu?
"Di sini.Barbie menunjuk kepalanya. Maksud
anak
itu, didalam alam pikirannya ia melihat
nenek-nenek
berkeliaran mencari anak seusia Adhella, tentu saja hal itu
membuat Kumala Dewi memperhatikan bola mata Barbie
untuk menyadap alam pikiran anak itu.
Ternyata dalam pikiran Barbie terdapat sekitar lima
sosok wanita berambut panjang, beruban,
dan bermuka
peot. Lima sosok wanita itu memiliki mata cekung dengan
berbeda-beda bentuk wajah. Dua diantaranya
tampak
memiliki sapasang taring pada giginya. Mereka berpencar
ke berbagai arah, seperti sedang
mencari sesuatu yang
harus mereka temukan secepatnya."
"Bayangan khayal atau memang pantauan
dari
dimensi gaib?.!" tanya Kumala dalam
hatinya. Ia sulit
membedakan antara khayalan anak itu dengan pantauan
gaib dari penglihatan batinnya. Yang jelas kelima bayangan
nenek itu adalah sosok-sosok
yang memiliki kesaktian
tersendiri, Jubah mereka berlainan warna,
dan masing-
masing dari mereka memegang tongkat
yang berlainan
bentuknya.
"Barbie," Bisik Kumala. "Siapa kelima
bayangan
nenek dalam benakmu itu? Kau mengenali mereka?"
Barbie menggeleng "Mereka nggak bisa
dengar-
suaraku, jadi aku nggak bisa tanyakan siapa mereka."
"Oooo..ya sudah. Kamu nggak usah
coba-coba lagi
bertanya pada mereka, ya? Nanti kamu ikut-ikutan diculik
dan dibawa kabur oleh mereka. Nantir
kakak cari-cari
kamu sabil nangis lho."
“lya, Kak. Aku nggak akah bicara lagi sama mereka
kok” jawab Barbie dengan patuh,
seolah-olah ia tak ingin
Kumala kebingungan meuncari dirinya, seperti
yang
digambarkan dalam kata-kata Kumala tadi.
. Dalam hatinya Kumala berkata, "Kalau
begitu,
bayangan yang ada dalam benaknya itu
bukan sekedar
khayalan semata, la melihat dengan alam
pikirannya,tapi
tak mampu mengirimkan suara kedalam
alam pikirannya
itu. Hhmm, sepertinya akan terjadi
sesuatu yang
mengganggu ketenangan hidup manusia di bumi."
Dewi Ular segera dekati Buron dan
bicara secara
bisik-bisik. ,
"Awasi terus Barbie, Ada pihak yang
sedang
mengincar anak seusia dia. Entah mau untuk tumbal apa
anak-anak seusia dia itu:. Yang jelas,
Adbhella, anaknya
Bang Pram, sudah bampir menjadi korban
penculikan..''
Buron manggut-manggut "Pelakunya manusia
biasa atau
bukan?"
“Sepertinya penghuni alam sana. Aku
melihat
gambaran rupa mereka lewat bayangan benak Barbie”
"Okey. Aku awasi dia mulai sekarang!'
Kata Buron
dengan tegas menunjukkan loyalitas dan
kepatuhannya
kepada sang Dewi Ular yang tak perlu disangsikan lagi.
Lewat tengah hari keadaan Dewa Jenaka
ditengok
kembali. Dengan mengenakan kacamata hitam.
Audy
mengetahui bahwa kemilau dari pancaran
cahayanya
medan gaib itu mulai reda. Tidak seterang tadi.
"Sudah berkurang. Pancaran cahayanya juga
nggak
sekuat tadi. Tapi kayaknya aku masih
nggak mampu
melihatnya tanpa kaca mata hitam ini."
"Apakah perlu kita lakukan tabur garam lagi?"
"Kurasa nggak perlulah, Energi saktimu
telah
berpengaruh cukup bagus, menurutku. Masih butuh waktu
beberapa saat untuk melemahkan medan gaib itu. Meski
kau tambah, juga tak akan mempercepat
proses pelumpuhannya."
Kali ini handphone Audy berdering. Ia
juga punya
klien sendiri, karena beberapa orang
pernah dibantu
olehnya dalam kasus bernuansa mistik.
Rupanya kali ini
seseorang sengaja menghubungi Audy untuk
meminta
bantuan berkenaan denggh dunia mistik;
"Aku pergi dulu sebentar,' menangani
kasusnya
klienku. Kanti aku kembali lag! ke sini. Bisa kan?"
“Ya silahkan. Layani dulu klienmu
dengan baik.
Jangan malu-maluin dunia supranatural kita."
Pesan itu tak pernah berani disanggah Audy. Kumala
Dewi sering menyampaikan pesan serupa
dengan
pengaruh wibawa dan kharismanya yang
tak sanggup
dikalahkan olehAudy. Pesan semacam itulah
yang
membuat Audy tak berani terlalu liar
dan ganas dalam
memenuhi tuntutan gairah mesumnya. Ia berusaha. urttnk
bermairin rapi agar tak menjatuhkan
citra dunia
supranatural. Sebab, beberapa orang telah
mengakui
kehebatan Audy sebagai seorang paranormal papan atas.
Ketika langit mulai redup di awal
petang, sebuah
mobil Jaguar memasuki halaman rumah
Kumala setelah
Sandhi membukakan pintu gerbangnya. Pramuda
datang
bersama Emafie. Sayangnya, mereka tak
membawa
Adhella dan suster Anita. Hal itu
membuat Barbie Sedikit
kecewa karena tak jadi mendapat teman
untuk bermain.
Pramuda dan istrinya mengawali cerita
mistdri yang
mereka alami dari turunnya hujan, sampai bertemu dengan
seorang lelaki tua, dan pertemuan.
Mereka dengan
pedagang Souvenir. .Cerita itu diakhiri
dengan lenyapnya
suster palsu. Lalu, Emafie yang tampak
menggebu-gebu
dalam penuturannya mengulang cerita saat
pedagang
souvenir memberi kalung kepada Adhelia, dan pesan untok
Kumala yang berbunyi: "masuk melalui lubang kepala... "
"Sampai sekarang aku belum bisa menemukan apa
makna dari pesan seperti itu," kata
Pramuda
menambahkan pesan tersebut kepada,Kumaia,
"Masuk..melalui lubang,.. kepala;,.? Kumala
bicara
pelan sambil merenung. "Siapa vang Harus masuk? Lubang
kepala bisa. hidung, bisa mulut, bisa
telinga.,.. ? Tapi,
kepala siapa yang dimaksud?"
Ketika mereka membahas tentang makna pesan itu,
Sandhi yang tidak ikut dalam pembicaraantersebut segera
menemui. Kumala. Ia tampak terburu-buru
dengan wajah
sedikit tegang.
"Ada suara dari dalam kamar itu,
Kumala."
"Suara..?!"
"Ya, suara seperti orang: merintih,
atau mengigau,.
nggak jelas"
Pramuda tertarik dengan pemberitahuan
tersebut.
"Ada apa sebenaraya?" » Kumala Dewi segera menjelaskan
secara singkat tentang keberadaan Dewa
Jenaka di
rumahnya Termasuk cerita tentang penemuan bocah sakti
yang diberi nama Barbie, dan keadaan
barbie yang
sekarang berperut buncit karena mengandung bayi titipan.
Emafie penasaran, ingin melihat apa yang terjadi di kamar
perawatan Dewa Jenaka itu. Kumala Dewi tak' keberatan.
Emafie memaksa suaminya untuk melihat
seperti apa
sosok seorang dewa itu, sebab ia memang belum pernah
melihat dewa yang sebenarnya,
Suara erangan seperti orang mengigau tadi temyata
datang dari mulut Dewa Jenaka. Matanya masih terpejam,
tapi kepalanya sudah miring kekiri. Ia
sudah mulai bisa
mengeluarkan suara namun belum bisa .membuka mata." ;
Agaknya garam ramuan Dewi Ular itu
telah,
membuat medan gaib makin berjturang.
Atau mungkin
Saat itu medan gaib itu sudab
hilang sama sekali Tapi
keadaan itu belum dapat membuat Dewa
jenaka
memperoleh kesadarannya lagi.
“Paman… Paman Dewa…? Ini aku Kumala
Dewi…
paman bias dengar suaraku?! Paman…?!”
Berkali-kali suara Kumala dibisikkan di telinga Dewa
jenaka, tapi tak ada reaksi yang menunjukkan bahwa sang
dewa mendengar suara Kumala. Ia belum bias menerima
sinyal dari luar. Sesekali mengerang
kecil, sesekali diam
tak berkutik seperti orang tertidur nyenyak.
Ketika Emafie masuk bersama Pramuda, perempuan
itu terpekik dengan suara tertahan.
Tangannya buru-buru
membungkam mulutnya sendiri. Demikian juga
dengan
Pramuda yang terbelalak kaget tanpa
suara yang dapat
terlontar dari mulutnya.
“Ada apa?!” Tanya Kumala kepada mereka berdua.
“Oorr… orang itu… orang itu yang
memberikan
kalung pada Adhella,” kata Emafie
sambil menunjuk ke
ranjang dengan tangan gemetar. la
segera lari keluar
dengan ketakutan, sedangkan suaminya diam
terpaku
dengan mata terbelalak tak berkedip."
"Apa benar kata Ema tadi?” .tanya
Kumala kepada
Pramuda.
Pertanyaan itu menyadarkan Pramuda dari
keterpakuannya.
'Bee…. Beee... benar. ,Aku lihat
sendiri! Aku masih
ingat wajahnya, alisnya yang lebat
putih, tulang pipinya,
dandan dialah yang titip pesan pada
kami...”masuklah
melalui lubang kepala... Ya, dialah orangnya!"
Di luar kamar hal itu dibicarakan
dengan cukup
heboh. Emafie tampak tegang sekali,
hingga napasnya
terengah-engah, Dia yang merasa melihat
jelas wajah
penjual souvenir dari jarak sangat
dekat, Dia juga yang
meyakinkan bahwa pak tua penunjuk jalan diwaktu hujan
itu adalah oraflg yang dilihatnya terbaring di dalam kamar
tadi.
"Berarti kalian sudah ditemui roh Dewa
Jenaka.
Beliau pasti tahu tentang hubungan
kita, jadi beliau
menitipkan pesan untukku melalui kalian.
Ketika beliau
melihat pandangan mata kalian disesatkan oleh pihak yang
menginginkan Adhella, beliau mencoba
menyelamatkan
kalian dengan cara memandu perjalanan. Dan memberikan
kalung penangkal gangguan gaib untuk Adhella."
"Pa, berarti yang selamatkan kita kemarin adalah roh
dewa!
"Ya. Tapi mana kita tahu kalau
dia adalah roh
dewa?'Kalau tahu begitu, kubeli semua
dagangan .
souvenirnya itu"
"Kalau begitu, sekarang biarlah aku
sendiri yang
memecahkan teka-teki dari pesan beliau.
Pasti sangat'
berguna untuk menyelesaikan kasus. Yang
sedang
kutangani ini," kata Kumala kepada suami-lstri itu.
Baru saja Pramuda mau bicara, tiba-tiba HP di dalam
saku celananya berbunyi; Dia tangguhkan sebentar untuk
melihat siapa peneleponnya. Jika tak penting, ia tak akan
menyambut telepon itu.
"Suster telepoh, Ma... Kau saja yang terima, aku mau
bicara dengan Kumala, ."maka handphone
itu pun
diserahkan pada istrinya.
"Begini, Kumala aku hanya berharap supaya..." '
Emafie memekik, membuat kata-kata
Pramuda
terputus.
"Apa...?! hilang...?! Kamu ngomong yang.
betul,
Suster! Anakku hilang bagaimana maksudmu?!"
"Biar aku yang bicara!" sahut Pramuda dengan wajah
tegang. Ia merampas HP dari tangan istrinya.
"Ya,.ini Tuan,.. bagaimana maksudmu, Suster?!"
Emafie mulai menangie. Kumala Dewi
segera
meraihnya dalam pelukan ketika Emafie
mengatakan,
“Anakku hilaaaang....!!”
Pramuda pun menjadi pucat pasi,
setelah
mendengar penjelasan dari suster pengasuh
Adhella. Ia
duduk dengan lemas. Belum bisa bicara
untuk beberapa
saat. Matanya menjadi. merah, antara
sedih dan
kemarahan yang meledak-ledak.
"Adhella hilang... lenyap begitu saja,
ketika... ketika
suster mengambilkan air minum.. Dia
lenyap di depan
mata Suster Anifa!"
Ada yang telah mengambilnya!" suara Kumala mulai
berat, "Kekuatan gaib itu telah berhasil mengambil Adhella
dan. .."
"Kumala...., sergah Sandhi yang berdiri
diantara
ruang tengah dengan ruang tamu, Semua menatap Sandhi.
Tapi saat itu Sandhi diam tak bergerak tak bersuara. Hanya
saja ia tampak .mendengarkan suara yang sedang dilacak
kebenarannya. Matanya bergerak pelan-pelan
kearah
kamar anak-anak.
"Ada suara tawa," ujarnya dengan nada
befbisik
tegang. "Suara tawa Barbiedan.. . dan
suara tawa anak
lain...”
Mereka menyimak suara yang dimaksud
Sandhi.
temyata memang benar, dari dalam kamar
Barbie
terdengal suara cekikikan selayaknya
anak-anak sedang
bermain dengan gembira. Suara tawa itu
bukan hanya ;
suara Barbie saja, tapi ada suafa kecil lain yang mengiringi
suara tawanya Barbie.
Dewi Ular bergegas menghampiri kamar
itu.
Pramuda, Emafie dan Sandhi ikut menghampiri kamar , itu
juga Dengan satu sentakan cepal Kumala membuka pintu
kamar tersebut. Wuuut…..!
***
5
Kesaktian macam apa sebenarnya yang dimiliki oleh
gadis kecil seusia Barbie? Sebagai manusia biasa
Sabdhi
tak habis piker, bagaimana mungkin
Barbie bisa
memindahkan Adhella dari rumah yang
jauh ke dalam
kamarnya.
PadahaJl menurut pengakuan suster Anifa,
ia tak
melihat sekelsebat bayangan pun yang
menghampiri
Adhella. La hanya melihat dengan mata telanjang Adhella
tahu-tabu lenyap dari tempat duduknya,
seperti ditelan
bumi.
Adhella sendiri yang ditemukan di kamar
Barbie
tidak merasaheran ketika Kumala dan
papa-mamanya
masuk ke kamar itu. Adhella masih cekikikan main pukul-
pukulan dengan Barbie memakai guling. Setelah mamanya
terpekik menyebut namanya, Adhella turun
dari ranjang
dan berlari menghampiri sang mama
dengan tawa
gembira.
"Aku menang dua kali, Ma. Dia pukul dadaku,buuk.
..aku pukul kepalanya, buuuk... bukkk.
eeeh, dia mabok,
Ma... jatuh deh... hihihihi.., Lucu sekali dia, Ma. "
Barbie berdiri di ranjang sambil
tertawa-tawa.
"Kakak.... Kakak... masa aku dipukul
kepala pake guling,
tuiiing;. eeeh, aku keliyengan terus jatuh. Pinter sekali dia,
Kak... Hihihihi..'. Adhella,. ayo main lagi, yuuk.,'!
"Ayooo.., siapa takut!"
"Eeeh, udah, udah.!.. Mainnya nanti lagi. . Sekarang
jagoannya pada istirahat dulu, ya?" cegah Kumala- yang tak
bisa marah, bahkan tersenyum geli mendengar kedua anak
berceloteh dalam kegembiraan versi mereka. Pramuda dan
Emafie juga tak bisa bilang apa-apa
selain tersenyum
sumbang sambil merasakan kelegaan hati vang luar biasa
indahnya. Andai ternyata bukan Barbie
yang menculik
Adhelia, entah bagatmana jadinya hati mereka berdua saat
itu.
Buron merasa tak enak hati pada
Kumala. "Aku
sudah awasi dia dari luar kamar, tapi aku tidak tahu kalau
dia ambil Adhella dengan kesaktiannya.
Aku nggak bisa
mendeteksi apa saja yang akan dia lakukan, Kumala."
'"Lakukah sebisamu saja," kata Kumala dengan nada
bijak. Bagaimana pun juga ia tahu bahwa kesaktian Buron
memang sulit mendeteksi kesaktiannya Barbie.
Hanya
saja, Kumala Dewi tak sampai hati
kalau harus
mengatakan bahwa Barbie lebih sakti dari Buron
Kedua anak itu semakin akrab. Mereka
bermain
bukan di dalam kamar, tapi di ruang tamu. Dengan begitu,
segala apa yang dilakukan mereka berdua dapat dipantau
langsung oleh Kumala dari yang lainnya.
Terutama pemantauan dari Buron yang tak
henti-
hentinya mengawasi mereka berdua, termasuk
selalu
mendeteksi keadaan sekeliling mereka.
Audy menelepon dari tempatnya. Mengatakan bahwa
ia belum bisa kembali ke rumah
Kumala karena harus
menyelesaikan kasus kliennya yang agak.
berat, Kumala
dewi dapat memaklumi hal itu, dan
tidak merasa kesal
sedikit pun. Justru Audy disarankan
untuk segera
menghubunginya jika perlu bantuan energi tambahan.
Pukul Sembilan lewat sedikit, Pramuda
dan Emafie
pamit pulang. Mereka sempat meminta
maaf. karena tak
dapat membantu Kumak Dewi memecahkan
teka-teki
pesan roh Dewa Jenaka itu.
"Nggak apa-apa, ini memang bukan bidang
kalian.
Aku akan mencoba mencari jawabanaya sendiri."
Barbie melepas kepergian Adhella dengan
penuh
pengertian. la mengantar Adhella sampai masuk ke mobil
Namun saat itu ada kata-kata Barbie.yang ditujukan pada.
Adhella tapi membuat mereka yang dewasa
menjadi
tercengang.
"Dhella,,jangan lupa ya, bikin nama yang bagus buat
bayi dalam perutku ini ya? Bentar
lagi mau keluar Iho.
Jangan... .hmmbb…..
"Hussy… !Barbie.,.,?? "Kumala Dewi
langsung
membungkam mulut anak itu dengan tangannya.
"Nggak boleh ngomong begitu? Nggak' baik'' Kumala
bura-buru membawa masuk Barbie, Sementara Prapmuda
bergegas pergi meninggalkan rumah itu.
Di dalam mobil
Adhella sempat berkata pada mamanya
dengan lugu
sekali."
"Mama, sfi Barbie lucu deh . Dia bilang perutnya ada
bayi, bentar lagi mau keluar, Aku
tadi bilang, kasih nama
Itong aja,Hi hi hihi...!"
Pramuda dan Emafie tak dapat
berkomentar apa-
apa. Terbayang oleh mereka alangkah gemparnya jika anak
sekecil Barbie benar-benar harus melahirkan seorang bayi,
padahal ia belum cukup umur dan
tentunya Belum
memiliki sarana yang memadai untuk
keluarnya sang
jabang bayi. Andai hal itu dialami
oleh Adhella, Ooh... tak
berani Emafie membayangkan hal itu terjadi pada anaknya.
Mengerikan sekali….
"Barbie, lain kali kamu nggak boleh
bilang sama
siapapun kalau di dalam perutmu ini
ada bayinya ya?'
Kumala memberi pengertian dengan sabar
dan hati-hati
sekali,
"Memangnya kenapa kok nggak bolteh?"
"Karena anak seusia kamu belum
waktunya
menyimpan bayi dalam perut, Bagi
orang-orang, hal itu
sangat memalukan."
"Habis, Adhella tadi tanya terus,
kenapa perutku
gendut begini? Apa isinya? Yaah, aku jawab saja,isinya bayi
bentar lagi akan keluar, kamu mau
kasih nama siapa
begitu^? Kak, Eeseh dia bilang, suruh
kasih nama Itong.
Haak, hak, haaak, haak... Barbie
tertawa ngakak seperti
orang dewasa layaknya.
La berkata Jagi, "Adhella lucu deh, Kak: Masa kasijfi
nama Itong, apaan tuh Itong?! Hiik, Mik, hiik,
Dewi Ular sempat beradu pandang dengan
Sandhi,
juga menatap Buron yang kala itu
sedang menatapnya
juga. Mereka seakan-akan mempunyai satu
pertanyaan
yang sama, yang diwakili oleh kata-kata
Sandhi kepada
Kumala Dewi.
"Menurutmu, apa benar dia akan
melahirkan.
dalam waktu dekatf'
Dewi Ular menarik napas, Tampak.
bingung
menjawabnya, .Tapi saat itu Buron
berbisik pada Sandhi,
“perutnya makih membesar, Aku khawatir
apa yang ia
katakan itu menjadi kenyataam Dia punya naluri kesaktian
yang dapat mengetahui hal-hal yang akan terjadi, tapi yang
nggak sempat diketahui orang lain."
Kumala berlutut dan bertanya dengan lembut pada
Barbie, "Sayang! kenapa kamu bilang begitu pada Adhella?
Apa benar kamu akan melahirkan sebentar lagi?" .
"Nggak tahu deh., iya kali.
"Jawab yang benar, Barbie. Kamu pasti tahu!" tegas
Kumala.
"Aku cuma lihat dalam bayanganku,, bayi
ini sudah
kepingin keluar, Kak. Dia bingung nggak
tahu bagaimana
keluarya."
•"Duuh, gawat, desis Kumala Dewi
sambil
mengalihkan wajah kearah samping. Ja
memendarom
kecemasan yang sempat tertangkap oleh pandangan mata
Sandhi dan Buron. Mereka pun akhirnya. Ikut cemas juga
mendehngar jawabaan Barbie tadi.
"Kumala, sini sebentar.. ! panggil
Buron dengan
sertius. Tak biasanya ia. berani memanggil Kumala dengan.
sikap seperti itu. Kumala curiga,
merasa yakin ada hal
penting yang membuat Buron berani
bersikap begitu. Ia
membawa Kumala agak menjauhi Barbie.
"Banyak hal yang belum kita ketabui, tapi, sudah dia
diketahui, Kenapa kita nggak coba saja
untuk
memanfaatkan dia?"
"Memanfaatkan bagaimana?"
"Tanyakan pada dia, bagaimana cara
memulihkan
kekuatan Dewa Jenaka?. Siapa tahu dia
bisa punya
jawabahnya?!"' ,
"Ah, ngaeco aja kamuP! Sambil Kumala menepiskan
tangan di depan wajah Buron. la
terkesan tak berminsat
membahas gagasan tersebut. Tapi sebentar kemudian hati
kecil Kumala membenarkan pendapat Buron yang^ secara
sepintas seperti ide konyol itu.
"Boleh juga ide Buron tadi. Sesuatu
yaog belum
pernah kucoba, barangkali saja mempunyai manfaat .yang
sahngat berguna. Meski pun bukan berarti. Menyelesaikan
masalah, tapi siapa tahu bisa menjadi
awal dari
penyelesaian masalah ini?"
Sewakfa di villa, Barbie sering-berada di dekat tubuh
tua yang terbaring tanpa daya itu. Tapi ia tak pernah bilang
apa-apa kecuali .menanyakan siapa pak.
tua yang tidur
terus itu. Kumala sendiri tak gernah
menjejaskan
persoalan yang dihadapi oleh Dewa Jenaka, Barbie hanya
tahu bahwa ada seorang yang harus
disebutnya. 'kakek',
sekarang sedang tidur panjang. Hanya itu pengertian yang
dimiliki Barbie tentangDewa Jenaka,
Namun sekarang anak itu dibawa masuk
oleh
Kumala Dewi ke kamar perawatan. Ia
diajak menengok
keadaan „sang kakek' yang tadi. sudah
bisa mengerang,
tapi sekarang tidak terdengar lagi
suara erangannya
Kumala Dewi tadi pun sudah sempat
mencoba
mengalirkan hawa saktinya ke tubuh Dewa
Jenaka, :
namun memantul balik hingga tubuhnya terdorong sendiri..
Artinya, hawa sakti Kumala Dewi belum
bisa mencembus
lapisan dinding gaib. Mungkin masih ada sisa medan gaib
yang tidak mudah ditembus energi
saktinysa, sehingga
harus menunggu sampai medan gaib itu
hilang sama
sekali.
"Kakek belum bangun juga dari dulu, ya Kak?" .
“Belum. Kakek masih sakit. Barbie! Kasihan, ya?"J
"Iya."
"Kamu punya bayangan apa tentang kakek saat ini?"
Anak itu diam. Matanya melirik ke
atas, seperti
layaknya orang sedang membayangkan sesuatu
yang
muncul dalam benaknya. Sandhi dan Buron ada di pintu.
Tak ikut mendekat. Namun mereka selalu memperhatikan
gerak-gerik Barbie.
Beberapa saat kemudian anak itu
tersenyum geli,
tapi masih memandang ke atas
seolah-olah melihat
sesuatu yang lucu dalam khayalannya sendiri.
"Kenapa kamu ketawa?" tanya Kumala
pelan dan
lembut sekali.
"Kakek mukanya lucu. kalau sedang kaget. Matanya
bundar,. mulutnya,melongo..." Lalu, ia menirukan bayangan
yang dilihatnya.
"Hooohh. . ??! Begitu, Kak.. hii, hii, hii.."
"Apakah dia akan sembuh?"
"Sembuh Kakek juga akan bangun," sambil
Barbie
menerawang. Tapi tak berkepanjangan, karena
Kumala
mengajukan pertanyaan lagi yang membuat
Barbie haras
segera menyudahi terawangannya.
"Apakah kau tahu bagaimana cara
menyembuhkan
kakek?"
"Kakak kan udah dikasih tahu caranya,
kok masih
tanya aku sih?"
"Kakak belum tahu caranya, sayang. Kamu
pasti
tahu. Kamu kan anak yang pintar
dan... dan anak yang
sakti, yang cantik, yang mungil dan
yang sayang sama
kakak”
Barbie tertawa senang dipuji demikian.
. "Ayo, dong... kasih. tahu Kakak, bagaimana caranya
bikin sembuh kakek? Biar dia bisa bercanda- canda sama
kita, Bie."
"Iih, Kak Mala kan udah tahu caranya."
"Cara yang mana?"
"Cara yang tadi... masuk... lewat lubang kepala...
Begitu, kan?"
"Kok dia tahu pesan itu?" bisik
Sandhj kepada
Buron. Pandangan mata Kumala segera
tertuju pada
mereka berdua, Kumala juga terkejut
mendengar Barbie
bisa mengucapkan pesan dari roh Dewa Jenakaitu.
"Barbie," kata Kumala lagi dengan
sabar. "Kakak
nggak tahu apa artinya kata-kata itu: Siapa yang masuk?"
"Ya, Kak Mala dong... masa' Bang
Sandhi yang
masuk."
"Jadi, kakak hams masuk lubang kepala? Masuk ke
hidungnya kakek, begitu?"
"Hi, hi, hi,hi... bukan hidung."
"Lubang mulutnya kakek?"
"Hak, hak, hak, hak.,. bukan lubang mulut, Kakak!"
"Habis yang dimaksud lubang kepala itu apa?"
"Cari aja di kepala kakek, pasti
ada lubangnya.
Ketutupan rambut sih, jadi nggak kelihatan dari sini, Kak"
Dewi Ular berkerut dahi. Segera
mendekati Sandhi
dan Buron. Mereka berkasak-kusuk di depan pintu.
"Kepala paman dewa ada Iubangnya, kata dia?! "
"Mungkjn saja."
"Ah, tapi..."
"Dia dewa lho!" kata Buron. "Bisa saja dewa memiliki
sesuatu yang aneh, dan menjadi kunci
rahasia
kekuatannya?!"
Sandhi yang semula tak yakin akan hal itu akhirnya
memberi saran pada Kumala Dewi.
"Coba saja dicari..siapa tahu benar-benar ada lubang
di sela-sela rambut yang panjang itu."
Sejujurnya Kumala mengaku belum pernah
mendengar cerita tentang dewa yang
memiliki lubang di
kepalanya. Tetapi rasa penasaran dan keinginannya untuk
mengembalikan kandungan Barbie kepada
pemilik
sebenarnya, maka ia pun nekat mencari lubang di kepala
Dewa Jenaka. Hanya dia sendiri yang melakukan penearian
itu, karena ia tidak rela jika Buron dan Sandhi ikut-ikutan
memegang kepala dewa. "Kakak, aku mau pipis..,". "Suruh
antar Bang Buron,!' kata Kumala, lalu
matanya menatap
Buron dan member! isyarat agar mengantarkan Barbie ke
kamar mandi sambil menjaga anak itu
Buron dan Barbie
pun keluar dari .kamar.
Tiba-tiba wajah cantik berhidung mancung itu sedikit
melebarkan mata indahnya. Gerakan jari
di sela-sela
rambut putih berhenti.
"Benar, aku menemukannya, San!" »
"Ada.,. ?. Benar, ada lubang di situ?!"
"lya...! Lihat sini...
Sandhi mendekat dengan hati-hati.
Memandang
tempat yang ditunjukkan oleh Kumala
Dewi Maka,
terperangah pula Sandhi melihat sebuah lubang di antara
rambut-rambut. putih yang-panjang. Lubang itu
tepat
beradadi tengah kepala. Tapi sangat kecil. Sekecil lubang
jarum. Warna tepian lubang merah hati.
Meski kecil tapi
sangat jelas lingkaran lubangnya, sehingga
Sandhi tak
menyangsikan lagi basil temuan Kumala saat itu. '
"Yaaa, ampuuun...!" ujar Sandhi pelah. "Benar- benar
ada lubang di kepala dewa-yang satu itu? Lucu amat, ya?!"
"Namanya juga Dewa Jenaka, pasti punya keanehan
yang lucu dan menggelikan hati kita, San."
"Lubang untuk apa itu sebenarnya?!"
"Entahlah. Tapi sesuai pesan dan
gambaran dari
Barbie, kayaknya aku sudah mulai paham
sekarang: Aku
harus masuk melalui lubang ini jika
ingin melunakkan
energi sakti yang sudah menjadi seperti
besi baja itu.
Tanpa melalui lubang ini barangkali
sangat sulit,. atau
bahkan nggak akan berhasil membuat
energi saktinya,
paman dewa pulih kembali."
"Hmm, ya... " ya..., kalau. begitu,
lakukanlah
sekarang juga!"
Sandhi mundur sampai ke batas pintu
saat ia
mengetahui Kumala Dewi sedang
bersiap-siap
mengerahkan kesaktiannya. Detik berikutnya gadis cantik
berambut panjang tiba-tiba lenyap, claaap...!
Berabah
menjadi sinar hijau berbentuk seekor naga kecil. Sinar itu
melambung sebentar, kemudian bergerak menukik ke arah
kepala Dewa Jenaka. Zuuuutt.,. Sinar
hijau itu akhirnya
masuk dengan cepat melalui lubang sebesar lubang jarum.
"Mudab-mudahan dia berhasil.. mudah-mudahan
berhasil...," ucap Sandhi dalam hatinya
dengan berdebar-
debar.
, Selimut tebal yang menutupi bagian
kaki hingga
dada sang dewa mulai tampak menyala
redup, kehijau-
hijauan. Berarti ada sinar hijau dari
tubuh yang ditutupi
selimut itu. Dan, ternyata dugaan
Sandlii benar, bukan
hanya kaki sang dewa, tapi juga tangan, leher, wajah dan
seluruh tubuh sang dewa memancarkan
warna hijau.
cerah.
Tubuh tua itu pun kini bergetar
pelan. Makin lama
getarannya semakin kuat. Warna hijau
semakin cerah.
Tubuh sang dewa semakin terlonjak-lonjak penuh getaran
hebat. Ranjang pun ikut terguncang oleh getaran tubuh itu,
Selimut terpental dan jatuh kelantai.
Sandhi terbelalak tak berkedip dicekam
ke-
tegangan melihat sekujur tubuh Dewa
Jenaka berubah
menjadi seperti kaca bening yang memancarkan cabaya .
hijau dari dalam. Melalui kebeningan itu juga dapat dilihat
semacam benda menyerupai bentuk seekor
naga kecil
berlarian dengan cepat, bagaikan sedang
menjelajahi
seluruhbagian dalam tubuh sang dewa.
Peristiwa menegangkan hati Sandhi itu berlangsung
hanya sekitar satu menit lebih sedikit.
Cahaya hijau dari
dalam tubuh sang dewa segera redup. Kulit wajah kembali
seperti semuia, sudah tidak seperti
kaca bening lagi.
Kemudian ketika cahaya hijau itu benar-benar padam dari
sekujur tubuh sang dewa, maka muncullah cahaya itu dari
lubang kepala tadi. Zlaaaapp...!
Cahaya hijau menyempai naga kecil diam sesaat di
udara atas ranjang. Setelah itu melesat ke sudut ruangan,
lalu padam dari lenyap. Oaaap...! Tampaklah sosok tubuh
sexy berwajah cantik yang tak asing lagi bagi Sandhi.
"Syukurlah, Kumala Dewi selamat...!" ucap
hati
Sandhi dengan ekspresi riang. Ia pun segera menghampiri
Kumala Dewi berbekal kata- kafa yang bersuara. membisik
pelan.
"Bagaimana, berhasilkah kau pulihkan
kesaktiannya?!";
"Sepertinyabegitu. Kita lihat saja, apakah
paman
dewa terbangun dari tidur panjangnya atau.,
Belum habis Dewi IJlar bicara pada Sandhi, tiba- tiba
tubuh sang dewa tersentak bangun dengan gerakkan cepat
hingga mengejutkan mereka berdua Dewa
Jenaka tahu-
tahu sudah duduk dengan mata terbuka, menyapu seluruh
isi ruangan itu dengan tatapan matanya. Sampai akhirnya
tatapan mata itu menemukan Kumala Dewi
dan Sandhi
berdiri di memandanginya.
"Hmm, terima kasih atas usahamu
memulihkan
kesaktianku, Dewi Ular," ujar Dewa
Jenaka masih agak
kaku.
Tiba-tiba ia tertawa seperti seekor
kuda yang-
meringkik panjang, lalu tubuhnya melayang
di udara.
Wuuut...! Ia berguling-guling dengan cepat
di atas sana,
sampai hampir menghancurkan lampu utama
yang
dipasang di langit-langit kamar. Dalam
sekejap ia sudah
mendaratkan kakinya satu jengkal dari
lantai.
Mengambang di udara. Ini menandakan
bahwa
kesaktiannya telah pulih kembali Kumala Dewi dan Sandhi
tersenyum berseri-seri.
"Syukurlah kalau paman Dewa sudah pulih kembali.
Aku merasa lega dan senang sekali, Paman."
"Hieeeh, heek, heek, heek, hek.. !"
Dewa Jenaka
mulai tertawa terkekeh-kekeh dengan suara tuanya.
"Bukan hanya kesaktianku yang sudah
pulih
kembali, Kumala. Tapi ingatanku juga
sudah pulih
seutuhnya. Aku utusan Kahyangan yang ditugaskan untuk
menjemput mudan.. "
"Aku sudah datang sendiri ke
Kahyangan,
Paman!"sahut Kumala dengan cepat sampai
sang Dexva
terbengong karena tak jadi ngomong.
Kumala menceritaKan secara singkat semua
yang
terjadi selama berpisah dengan Dewa Jenaka, dan selama
sang Dewa dalam keadaan koma. Dengan mengusap-usap
jenggotnya, Dewa Jenaka manggut-manggut
mendengarkan keterangan itu. Sampai tiba
saatnya
Kumala Dewi bertanya tentang siapa lawan yang berhasil
melumpuhkan sang Dewa sedemikian rupa.
"Sejak tetrpisah darimu, aku mencoba mencarimu ke
seluruh lapisan alam sana, sempai aku
tak sadar
memasuki wilayah kekuasaan si Penghulu
Iblis. Aku
diserang oleh keturunannya si Penghulu Iblis yang bernama
Auro...."
"Tepat sekali prediksi Audy," bisik Sandhi.
"He,eh..." Kumala menjawab pendek saja,
karena
lebib tertarik menyimak penuturan Dewa
Jenaka yang
berjalan mondar-mandir dengan lagak seperti
seorang
pemain sinetron Sedang berakting.
"Auro mengetabui kelemahanku, maka duel
sengit
itu akhirnya membuatku terkapar tak
berdaya lagi. la
sengaja membuatku mati pelan-pelan dengan
caranya
sendiri.'Tetapi,…."
"Tunggu sebentar, Pamah .,,"potong Kumala karena
merasakan ada sesuatu yang mengganjal hatinya.
"Apa alasan Auro menyerang Paman Dewa?"
"Melihat diriku berkeliaran di wilayah
kekuasaan
ayahnya, padalihal dia sedang mencari
anaknya yang
hilang dari kediaman ayahnya, atau
kakek si anak itu,
maka dia menyangka akulah yang menculik anak itu. Auro
sangat marah dan memang kelihatan panik
sekali ketika
itu..."
"Maksud Paman.,. anak Auro yang bernama
Athila
Darapura itu?!"
"Tepat sekali persepsimu, Nak... heeyh,
heh, heh,
heh, heh...!"
"Belagu dia kalau sehat, ya?" bisik Sandhi. "Padahal
belum tentu tahu apa artinya persepsi."
"Diamkan saja," bisik Kumala sangat pelan.
"Aku sudah mencoba jelaskan pada Auro, sekali pun
aku pernah bertemu dengan anaknya dan
berhasil
meredakan badai panas kiriman anak iblis itu, tapi aku tak
pernah mau menculik anak-anak. Auro tidak percaya, dan
dia tetap menyerangku sampai akhirnya...."
Buron dan Barbie masuk. Buron sempat mengomel
karena di kamar mandi Barbie sempat
menghilahng,
sekedar ngerjain dirinya. Tapi omelan
Buron pun terhenti
setelah ia itahu bahwa Dewa Jenaka
sudah berdiri di
seberang sana.
Dewa Jenaka tersentak kaget Matanya
terbuka,.
mulutnya ternganga, persis seperti yang
ditirukan Barbie
tadi, sebelum sang dewa sadar dari masa komanya.
"'Jin Layon.,'.!" seru Dewa Jenaka
tiba-tiba "Minggir
kau. !!"
Belum sadar Buron dengan seruan itu. tangan Dewa
Jenaka-sudah berkelebat melepaskan hawa
saktinya
berupa sinar biru kehitam-hitaman Claaap...! "Weeess…!;
"Pamaaan..'.!!" seru Kumala Dewi. la
tak sempat
bergerak kacena kecepatan sinar biru gelap itu sangat luar
biasa. Bahkan, jelmaan Jin Laypn secara
reflek mencoba
menangkisnya dengan cahaya kuning yang dilepaskan dari
kibasan tangannya, namun juga tak
berhasil. Cahaya
kuning itu hanya mengenai sebagian dari bias cahaya biru
gelap yang menimbulkan ledakan keras. Jedaaarr...!
Sisa cahaya biru gelap itu tetap
meluncur ke arah
Barbie.. Anak itu berusaha melompat
menghindarinya
reflek pula, tapi tak berhasil menghindar dengan . mulus.
Pinggangnya terkena hantaman sinar biru
gelap.
Blaaamrnm...!
"Kakaaaak..., ahgg... !
"Gubraaak, braaaang.,. Anak itu terlempar
keluar
dari kamar dengan sangat kuat.
Kepalanya membentur
dinding kaca tebal pemisah ruangan tengah dengan ruang
makan. Kaca itu langsung pecah, dan Barbie pun terkapar
tak sadarkan diri.
"Barbieeeee.. ,!" Kumala Dewi menjerit
sambil
melesat bagaikan seberkas cahaya; la
bermaksud
menyambar tubuh Barbie yang tadi
melayang keluar dari
kamar, namun usahanya tak berhasil. la
mendapatkan
anak itu sudah terkapar di antara remukan kaca. Anehnya
tak ada luka berdarah sedikit pun
pada tubuh Barbie,
walaupun ia pingsan di atas remukan kaca tajam.
"Barbieee, Barbiiee....!!" KumalaDewi meratap
sedih
sambil mengguncang-guncang anak itu. Dan saat itu juga
terdengar suara Dewa Jenaka yang sudah
keluar dari
kamar.
"Tinggalkan anak itu, Dewi Ular! Jauhi
dia sebelum
dia menghabisi masa hidupmu di alam'ini!"
Seet...! Dewi Ular bangkii langsung
berbalik arah.
Berdiri tegak dengan raut wajab
semburat merah.
Menahan amarah. .
"Paman kejaaam... !"'geram Kumala. "Kenapa
anak
ini jadi sasaran kekejamanmu, Paman?! Kenapa?!"
Dewa Jenaka mulai heran melihat kemarahan begitu
meluap di wajah cantik Dewi EJlar.
Sebegitu herannya
sampai ia tak bisa bilang apa-apa
kecuali hanya
terbengong-bengong memperhatikan sikap Kumala
Dewi
yang menantang itu,
"Tidak patut seorang dewa berdndak
sekejam itu
pada anak-anak! Menyesal sekali aku
memulihkan
kesaktian Paraan kalau cuma untuk mencelakai bocah tak
berdosa itu!"
. Napas Kumala Dewi tampak
terengah-engah,
Selurub lantai rumah bergetar. Termasuk atap dan perabot
yang ada di rumah itu mengeluarkan suara gaduh karena
getaran yang timbul akibat amarah Dewi
Ular yang
ditahannya kuat-kuat dalam dada. Emosi kemarahan sang
Dewi Ular menimbulkan gelombang getaran yang menyebar
ke mana-mana. Membuat, Mak Bariah yang
ada di
kamarnya berlari keluar dan mencari
tempat aman di
halaman belakang.
Kalau sekiranya Paman masih ingin
mencelakakan
anak ini, Paman harus berhadapan
denganku sekarang
Juga!" ; ^
"Maksudku... maaksudku,. ;,"Dewa Jenaka
ikut
gemetar. Hawa sakti yang menggetarkan seluruh benda di
sekitar mereka, ternyata juga menggetarkan
setiap
jantung yang ada di rumah itu termasuk jantung di dalam
dadanya Dewa Jenaka
Sandhi mendekap dadanya. Ia mengajami kesulitan
dalam bernapas akihat getaran kuat.
pada jantungaya.
Burpon pun demikian, darahnva .seperti
mendidih. Selain
karena kemarahannya yang tertahan saat
ia gagal
menahan sinar birunya Dewa Jenaka, juga
dikarenakan
gelombang getaran dari emosi kemarahan Dewi Ular.
"Ketahuilah, Paman... anak ini telah
banyak
membantuku terutama membantu memulihkan
kesaktian
yang sekarang justru Paman gunakan
untuk melukainya!
Tanpa petunjuk dari keluguan anak itu, saat ini aku pasti
belum berhasil memulihkan kesaktian Paman. Dan, tanpa
kesaktian yang dimiliki anak itu, maka Rayo Pasca sampai
sekarang pasti masih mengandung bayi milik orang lain!"
"Jadi, sekarang kandurigan itu.-,."
"Barbie sudah menanggung semua itu,
sahut
Kumala dengan suara lantang. "Anak itu
yang
memindahkan kandungan dari perut Rayo
ke perutnya
sendiri! Diailah yang sekarang menanggung
hasil
perbuatan Paman yang seenaknya merampas
janin miilik
orang lain! Seharusnya sekarang ini Paman membebaskan
Barbie dari kehamilannya dan mengembalikan kandungan
itu kepada pemiliknya. Bukan mencelakai
dia dengan
sekejam ini!"
Dewa Jenaka inasih tertegun tanpa kata.
Tapi raut
wajahnya sudah tidak setegang tadi.
Sepertinya luapari
emosi yang meledak begitu melihat kemunculanBarbie tadi
sekarang sudah mulai reda. Mulai
membayang rona
penyesalan di wajah tuanya,tapi juga
masih membayang
naluri permusuhannya dari sorot mata
yang sesekali
dialihkan ketempat lain. Agaknya sang
dewa sengaja
membiarkan seribu kecaman dilontarkan Dewi
Ular
untuknya, daripada ia harus bertarung
melawan anak
sahabat karibnya sendiri itu.
Memang, kemarahan Kumala Dewi
berangsur-
angsur reda setelah seribu kecaman berhasil ia lontarkan
semua tanpa sanggahan. Redanya emosi
kemarahan itu
dapat ditandai dengan hilangnya getaran
pada setiap
benda yang-ada di sekitar mereka. Lantai dan atap rumah
tidak menimbulkan suara gemuruh lagi, menandakan telah
berhenti dari getaran hebatnya tadi.
Dam-diam Buron memberanikan diri
mengirimkan
suaranya melalui jalur gaib yang didengar jelas oleh Dewi
Ular. -
"Sebagai dewi yang arif dan bijaksana,
kumohon
dengan sangat, jangan umbar kemarahanmu
di sini
Kumala... Kendalikan dirimu... Kendalikan
amarahmu...
Ingatlah, di kanan-kiri kita masih ada
tetangga yang tak
tahu-menahu persoalan ini... Jangan sampai
amarahmu
timbulkan korban sia-sia diantara mereka, Kumala..,
Sepanjang pengabdian Buron, baru sekarang
ia
berani mengirim. kata-kata seperti itu
kepada Kumala
Dewi. Keberanian itu timbul setelah
Buron dapat
membayangkan, seandainya kemarahan Dewi
Ular
meledak total malam itu juga, maka
bukan hanya rumah
itu yang akan rubuh, tapi rumah-rumah tetangga juga akan
hancur akibat getaran gelombang amarah
yang sangat
dabsyat bagi ukuran manusia.
Dan, ternyata keberanian Buron yang
sangat
spekulasi itu membuahkan hasil. DewiUlar
mencerna
bisikan itu, kemudian buru-buru menetralisir
emosinya
sendiri. Apalagi dari pihak Dewa Jenaka tak ada sanggahan
yang bersifat membela diri, Kumala merasa sudah
cukup
member teguran kepada sang dewa yang mungkin punya
alasan sendiri harus menyerang Barbie.
Dewi Ular kembali berpaling menatap
Barbie yang
masih pingsan akibat benturan kuat dikepalanya. SebeSum
ia melakukan sesuatu untuk mengembalikan
kesadaran
anak itu, "Dewa Jenaka sudah lebih
dulu mendekat dan
ikut jongkok di samping Barbie.
"Benar katamu, ternyata kandungan itu
ada dalam
perut anak ini. Ya, ya, ya...
wajar kalau dia bisa;
memindahkan kandungan itu dari perut Rayo ke perutnya
sendiri, sebab.'..."
"Tapi dia dan yang lain tidak
bisa mengeluarkan
kandungan itu dari dalam perutnya. Cuma
Paman yang
...bisa!"
"Baiklah,. akan kuambil -sekarang juga,
dan
kukembalikan pada pemilik sebenarnya. Maafkan
aku
Kumala..,!"
Kedua tangan Dewa Jenaka berputar-putar
di atas
perut Barbie dalam ketinggian sekitar 50 centimeter, lalu,
tampaklah oleh mereka cahaya ungu yang berputar seperti
pusaran angin. Cahaya ungu yang keluar dari perut Barbie
itu hanya selebar piring dengan bagian
bawahnya
berbentuk runcing.
Hembusan angin terasa jelas, walau tidak seberapa
deras. Kemudian, dengan satu gerakkan
tangan
menyentak, maka cahaya ungu itu terbang melesat hingga
menembus atap rumah. Hilang tanpa suara
dan tanpa
getaran apapun. Namun pada saat itu,
mereka melihat
perut Barbie mulai kempes. Seperti
balon kehilangan
udara. Lalu, datar dan normal seperti semula.
Pada malam itu juga Ranni, istri
Fardan, sedang
berusaha untuk tertidur walau sang suami masih sibuk di
depan komputemya. Tapi tiba-tiba ia merasakan sakit pada
perutnya. Ia meraba perutnya sendiri
dan sangat terkejut
setelah merasakan perutnya menibengkak besar.
Lalu. ia
berteriak memanggil-manggil suaminya,
memberitahu
bahwa kandungannya telah kembali lagi.
Fardan segera
memeluk istrinya dengan girang sekali.
Menciumi perut
sang istri tiada henti-hentinya.
Mereka tak tahu bahwa pada malam
itu juga, di
antara Kumala dan Dewa Jenaka masih
terjadi
pertentangan kecil. Dewa Jenaka melarang
Dewi Ular
menyadarkan Barbie dari masa pingsannya.
Dengan
sangat hati-hati Dewa jenaka mencoba
menjelaskan
alasannya,
"Ketahuilah Kumala para dewa di Kahyangan sudah
sepakat menobatkan dirimu sebagai Senopati
Perang,
karena diperkirakan pihak istana Hitam, yaitu "Lokapura si
Dewa kegelapan itu, akan menyerang Kahyangan dan bumi
kehidupan manusia ini. Dia akan mengandalkan kesaktian
anaknya, yaitu anak yang terlahir dari
Auro, yang
dinamakan Athilla Darapura..,-."
" "Aku sudah pahami semua itu,"
jawab . Kumala
dengan tegas.
"Kau akan berhadapan dengan kesaktian Athila.'"'
"Aku sudah siap, Paman!"
Dewa Jenaka rnenggeleng-gelengkan kepalanya.
"Belum...kau belum siap, Nak...."
"Kenapa Paman menilaiku belum siap?"
"Ketahuilah, Kumala, anak ini adalah anaknya Auro
Dewi ular berkerut dahi, menatap Dewa
jenaka
dengan tajam.
"Anak inilah yang bernama Athila
Darapura!" tegas
Dewa Jenaka yang membuat Buron dan
Sandhi ikut
tegang. Kumala Dewi merasakan getaran
aneh dalam
badannya. Namun ia berusaha untuk
tenang, dan
menganggap kata-kata Dewa Jenaka hanya sekedar siasat
baru dengan tujuan baru pula.
"Aku pernah bertemu dengan anak ini'
Dia
mengirimkan badai panas tanpa alasan yang jelas, tapi aku
berhasil meredakan badai itu. Lalu,
kutinggal pergi dia,
lantaran kuanggap tindakannya hanya sekedar
iseng
belaka. Dia tidak tahu siapa diriku,
tapi aku tahu siapa
dirinya setelah kulihat ada tiga pengawal iblis yang berdiri
tak jauh darjnya, yaitu para .pengawal
kepercayaannya
Lokapura, Jadi. aku tahu persis bahwa
anak ini adalah
calon musuh utamamu; Athila Darapura"
Gemuruh dalam dada Kumala Dewi
semakin
membuat tubuhnya gemetar. Wajah ecantiknya
tampak
kaku dan dingin. Suara sang Dewa
Bahakara terasa
menggema dalam kepalanya.
"Bocah ini hilang dan sulit dilacak,
karena memiliki
lapisan penangkal gaib dalam darahnya.yang
hitam itu.
Ketika dalam perjalanan pulang dari
kediaman kakeknya
"si Penghulu Iblis, Bahoddam dia lepas
dari pengawasan
pengawalnya, Entah pergi ke mana, dan
hilang tak
ditemukan. Auro sangat. marah, hingga ia mencari sendiri
tanpa menyuruh pengawal kepercayannya yang berjumlah
puluhan biji itu. Dalam , kepanikan
itulah Auro bertemu
denganku, dan menuduhku menculik anaknya,
hingga
terjadi pertandingan di Hutan Kutukan.
Auro harus
menemukan anak ini, sebelum jatuh
putusan dari
Lokapura untuk menghukum mati selir kesayangannya jika
sampai gagal mendapatkan bocah berdarah hitam ini,..!"
"Cukup... geram suara Kumala Dewi
membuat
selurub benda.di situ kembali bergetar. Kali ini getarannya
lebih kuat, hingga terkesan semua benda terguncang dan
mengalami beberapa kerusakan.
Rumah itu seperti dilanda gempa cukup kuat, ketika
Kumala Dewi mundur dan duduk di sofa panjang dengan
wajah beku. Matanya pun seperti ujung tombak yang siap
menghujam siapa saja. Darahnya bagaikan
mendidih
ketika ia sadari ucapan Dewa Jenaka
adalah suatu
kebenaran. Bukan kebohongan.
Dewi Ular mengalami guncangan jiwa
cukup hebat,
Karen akini ia sadari bahwa anak
yang dipungutnya dari
alam hampa gaib, yang disayanginya dan selalu mendapat
perhatian nomor satu darinya, ternyata dia adalah musuh
utamanya yang kelak akan dihadapi dalam
peperangan
besar antara pihak Kahyangan dengan
pihaknya Dewa
Kegelapan.
Sungguh sulit bagi Kumala Dewi untuk menentukan
sikap malam ini juga, apakah dia
harus tetapmelindungi
nyawa Barbie, atau mengbabisi anak itu sebelum tumbuh
lebih besar lagi sebagai musuh utamanya?
SELESAI
Emoticon