SIapakah Umat Pilihan Itu
Oleh: Sukahar Ahmad Syafi’i
Oleh: Sukahar Ahmad Syafi’i
الحمد لله الذى أرسل رسوله بالهدى و دين الحق ليظهره على الدين كله و لو كره المشركون و أشهد أن لا إله إلا الله الواحد الأحد
الذى لا شبيه له ولا مثيل و لا ند و لا عديل المنزه عما يخطر بالبال أو يتوهم فى الفكر والخيال فالعقول فى الإحاطة به عقال جل أن تبلغه الأوهام أو أن تدركه الأفهام أو أن يشبه الأنام أو أن تحيط به الأجسام.و أشهد أن محمدا خاتم الأنبياء و المرسلين هدانا إلى أقوم الطرق و أفضل السبل وأنزل الله عليه أعظم الكتب ((القرآن)) فحفظه من التبديل و التغيير والتحريف والنقصان و جعله أية و معجزة على مر الأزمان فأكمل الله به الدين و أتم به النعمة على المسلمين قال تعال ” اليوم أكملت لكم دينكم و أتممت عليكم نعمتي و رضيت لكم الإسلام دينا”1 فصلى الله عليه و على آله و صحبه و سلم صلاة و سلاما دائمين متلازمين إلى يوم الدين أما {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ} { يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاء وَاتَّقُوا
اللَّهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا } {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ
أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ، وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا}
الذى لا شبيه له ولا مثيل و لا ند و لا عديل المنزه عما يخطر بالبال أو يتوهم فى الفكر والخيال فالعقول فى الإحاطة به عقال جل أن تبلغه الأوهام أو أن تدركه الأفهام أو أن يشبه الأنام أو أن تحيط به الأجسام.و أشهد أن محمدا خاتم الأنبياء و المرسلين هدانا إلى أقوم الطرق و أفضل السبل وأنزل الله عليه أعظم الكتب ((القرآن)) فحفظه من التبديل و التغيير والتحريف والنقصان و جعله أية و معجزة على مر الأزمان فأكمل الله به الدين و أتم به النعمة على المسلمين قال تعال ” اليوم أكملت لكم دينكم و أتممت عليكم نعمتي و رضيت لكم الإسلام دينا”1 فصلى الله عليه و على آله و صحبه و سلم صلاة و سلاما دائمين متلازمين إلى يوم الدين أما {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ} { يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاء وَاتَّقُوا
اللَّهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا } {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ
أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ، وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا}
Ma’asyiral muslimin Jamaah Jumat Rahimakumullah
Tiada kata yang pantas kita panjatkan melainkan rasa syukur yang amat
tinggi kepada Allah SWT atas segala nikmat, rahmat serta karunia yang
begitu banyak hingga tak dapat dihitung jumlahnya, dan atas rahmat dan
karunia dari-Nya pula kita selaku muslim dapat melaksanakan kewajiban
agama berupa shalat jum’at saat ini
Shalawat serta salam senantiasa terhaturkan kepada Nabi kita Muhammad
SAW, yang berkat perjuangan dan jasa beliau hingga saat ini kita masih
bisa merasakan manisnya iman, Islam dan karunia yang tak terkira dari
agama Islam yang dibawa oleh beliau.
Dalam kesempatan ini, saya selaku khatib akan menguraikan sedikit
khotbah yang mudah-mudahan bisa menambah khazanah keilmuan kita serta
menambah kemantapan kita dalam berIslam itu sendiri.
Telah banyak kita jumpai manusia yang mengaku beriman kepada Allah
SWT, tapi ironisnya sebagian besar dari mereka tidak menjalakan
konsekuensi keimanan tersebut, yang berupa taat dan patuh pada segala
kebijakan Allah SWT dan menjauhi segala yang dilarang-Nya, yang mana hal
tersebut merupakan konsekuensi dan bentuk amalan riil iman seseorang,
sebagaimana yang telah dipaparkan dan dijelaskan oleh Rasulullah SAW
dalam sabdanya yang diriwayatkan oleh imam Bukhori dan muslim:
مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوهُ
وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَافْعَلُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ فَإِنَّمَا
أَهْلَكَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ كَثْرَةُ مَسَائِلِهِمْ
وَاخْتِلاَفُهُمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ ” (متفق عليه
“Apapun yang saya larang untuk kalian, maka jauhilah dan apapun yang
saya perintahkan, maka kerjakanlah semampu kalian, sesungguhnya yang
membinasakan orang-orang sebelum kalian adalah banyak bertanya dan
menyelisihi nabi mereka.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari sabda Nabi di atas, dapat kita ambil sebuah kesimpulan dan
pertanyaan besar di kepala kita, yaitu tentang “siapakah umat pilihan
itu?” apakah umat yang beriman, atau seluruh umat yang mengaku beragama
Islam, ataukah umat yang beriman dan beragama Islam yang senantiasa
berkomitmen dan konsekuen terhadap keimanan dan keIslamannya, atau yang
lain lagi? Untuk menjawab semua itu, kami selaku khatib akan memaparkan
ciri-ciri umat pilihan tersebut.
Sebelum beranjak kepada pemaparan tentang ciri-ciri umat pilihan,
terlebih dahulu kita harus mengetahui apa yang dimaksud umat pilihan
tersebut? Apakah umat yang dipilih dari acara audisi di televise?
Ataukah umat yang diistimewakan oleh negara-negara tertentu? ataukah
umat yang kreatif dan lain sebagainya?
Ma’asyiral muslimin Jamaah Jumat Rahimakumullah
Arti umat pilihan disini ialah umat yang senantiasa dirahmati dan di
cintai oleh Allah SWT dan Rasul-Nya. Yang senantiasa tunduk dan patuh
pada apa yang diperintahkan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya sebagai bukti
cinta dan konsekuensi keimanan mereka. Diantara ciri-ciri umat pilihan
tersebut sebagai berikut:
Pertama, Umat yang senantiasa mencintai Allah SWT, yang dengan
kecintaaan tersebut Allah SWT pun mencintainnya. Rasa cinta merupakan
rasa yang tidak bisa di bohongi, karena rasa ini timbulnya dari hati
nurani. Yang mana dengan rasa itu manusia dan makhluk lainnya bisa
berinteraksi dengan indah bahkan menciptakan kepuasan hati tersendiri
baginya.
Begitu juga ketika kita mencintai seseorang, sudah barang tentu kita
akan melakukan apa saja yang dikehendaki oleh orang-orang yang kita
cintai, sebagai bukti dan konsekuensi cinta kepadanya. Hal ini
sebagaimana seorang hamba Allah SWT yang ingin mendapatkan Cinta, Ridho
dan Rahmat dari-Nya tentunya hamba yang ini akan melakukan apa saja yang
dikehendaki oleh Allah SWT untuk mendapatkan cinta dari-Nya. Allah SWT
berfirman:
قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
“Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku,
niscaya Allah SWT mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Ali-Imran: 31)
Ayat ini mengisyaratkan bahwa, barang siapa dari umat Nabi Muhammad
yang ingin mendapatkan kecintaan dan keridho’an dari Allah SWT maka dia
harus mengikuti apa yang di perintahkan dan diperbuat oleh kekasih dan
utusan-Nya yaitu Nabi Muhammad SAW dengan berittiba’ pada beliau.
Dalam hal ini, beliau memaparkan dalam sabdanya yang diriwayatkan oleh Abu Huroiroh:
مَنْ أَطَاعَنِي فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ ، وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ عَصَى اللَّهَ (البخاري ومسلم
“Barang siapa yang taat kepada ku berarti ia taat kepada Allah SWT
dan barang siapa yang bermaksiat kepada ku, maka ia berarti bermaksiat
kepada Allah”. (HR. Bukhori dan Muslim)
Kedua, Bersikap lemah lembut sesama muslim. Seorang yang memilki
perangai yang baik tentunya paham betul, bahwa antara sesama muslim itu
bersaudara, yang mana ikatan persaudaraannya itu sangat kuat dan erat
bagaikan konstruksi sebuah bangunan yang mana satu sama lainya saling
menguatkan.
Dan untuk mewujudakan rasa persaudaraan yang erat antar sesama
muslim, tentunya dengan sikap saling menyayangi, membantu dan membuang
jauh-jauh sikap egois dan mau menang sendiri yang bersemayam dalam diri
kita. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Anas bin
Malik:
لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
“Tidak dikatakan beriman seorang muslim sampai ia mencintai saudaranya sama seperti dia mencintai dirinya sendiri”
Ketiga, Tetap istiqomah dalam melaksanakan segala perbuatan.
Istiqomah adalah wujud nyata etos kerja seorang hamba dalam melaksanakan
perintah dan larangan Allah SWT sebagai bukti konsekuensi keimanannya.
Dengan sikap istiqomah inilah kadar keimanan seseorang dapat diukur,
apakah senantiasa naik ataukah sebaliknya.
Maka beruntunglah orang-orang yang senantiasa beristiqomah karena dia senantiasa di anugerahi Rahmat dari Allah SWT:
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا فَلا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan Kami ialah Allah”,
kemudian mereka tetap istiqamah, Maka tidak ada kekhawatiran terhadap
mereka dan mereka tidak (pula) berduka cita.” (QS. Al-Ahqof: 13)
بَارَكَاللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ القُرْآنِ
العَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيَاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَ
الذِكْرِ الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَا وَتَهُ إنَّهُ
هُوَ الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ
Emoticon