Sebelum IsIam datang, bangsa Arab adalah penyembah berhala di Masjidil Haram. Mereka
membuat berhala dari batu yang merupakan asas hidup bangsa Quraisy. Pada
hakekatnya, batu atau berhala itu itidak memberikan manfaat ataupun
mudharat. Berhala yang mereka sembah merupakan aturan para pemimpin mereka
dengan tujuan komersial dan mengambil manfaat bagi budaya hìdup suku Quraisy.
Orang Quraisy sangat mempertahankan adanya berhala-berhala
itu untuk mereka sembah. Mereka menetapkannya sebagai tata cara beragama bangsa
Arab.
Hal itu merupakan tantangan Rasulullah di dalam
menyebarkan agama IsIam, suatu tantangan yang berat untuk dihadapi. Kebiasaan orang-orang Quraisy dalam
menyembah berhala itu sudah berurat dan berakar, sehingga sulit
untuk menerima agama yang bertuhankan Allah Yang Maha Esa.
Pada suatu hari, Rasulullah memasuki masjidil Haram.
Beliau melihat orang-orang Quraisy sedang asyik menyembah berhala. Rasulullah
mencoba melarang penyembahan terhadap berhala agar kembali mengikuti cara
beribadat sebagaimana agama nenek moyang mereka, Ibrahim a.s.
Kami menyembah berhala hanyalah sebagai alat untuk
mendekatkan diri kepada Allah, jawab mereka.
“Perbuatan kamu itu adalah syirik dan Allah akan
menolaknya,” sabda Rasulullah.
Dan
ketika beliau menyatakan dirinya sebagai Rasulullah atas mereka, serempak
mereka menolaknya, menghina dan menuduh Muhammad sebagai tukang sihir.
“Ini
adalah seorang tukang sihir yang banyak berdusta. Mengapa ia menjadikan
Tuhan-tuhan itu menjadi Tuhan yang satu saja?Sesungguhnya ini benar-benar suatu
hal yang sangat mengherankan,” kata orang-orang kafir itu.
Firman
Allah:
“Dan apabila
mereka melihat kamu (Muhammad), mereka hanyalah menjadikan kamu sebagai ejekan
(dengan mengata- kan): Inikah orang yang diutus Allah sebagai Rasul? Sesungguhnya
hampirlah dia menyesatkan kita dari sembahan-sembahan kita, seandainya kita
tidak sabar (menyembah)-nya. Dan mereka kelak akan mengetahui di saat mereka
melihat adzab, siapa yang paling sesat jalannya. ” (Q.S. 25 :41-42).
Ucapan
orang-orang kafir Quraisy yang berupa ejekan dan cacian menyebabkan Rasulullah
bersedih dan jatuh sakit. Untuk meneguhkan hati Rasulullah, Allah menurunkan
wahyu dengan firman-Nya:
“Dan
sesungguhnya telah didustakan (pula) Rasul-Rasul sebelum kamu, akan tetapi
mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan yang dilakukan terhadap
mereka, sampai datang pertolongan Kami kepada mereka." (Q.S. 6 : 34).
“Maka tetaplah memberi peringatan,
dan kamu disebabkan nikmat Tuhanrnu bukanlah seorang tukang tenung dan bukan
pula orang gila.”(Q.S. 52: 29). ؛
Terkadang
orang kafir Quraisy itu sangat keterlaluan, dianggapnya sebagai dongengan kuno.
“Al-Qur’an
itu tak lain hanyalah kebohongan yang diada-adakan oleh Muhammad, dan dia
dibantu oleh kaum yang lain, maka sesungguhnya mereka telah berbuat kezhaliman
dan dusta yang besar!” kata mereka.
Tantangan
kaum kafir Quraisy
kepada Rasulullah yang lain adalah permintaan mereka tentang mukjizat yang
dapat disaksikan oleh mata mereka.
“Kami
tidak sekali-kali percaya padamu hingga kamu dapat memancarkan air dari bumi
untuk kami, atau kamu mempunyai sebuah kebun kurma dan anggur, lalu kamu
alirkan sungai-sungai di celah kebun yang deras alirannya. Atau kamu jatuhkan
langit hingga berkeping-keping di atas kami, sebagaimana
kamu katakan atau kamu datangkan Allah dan malaikat-malaikat agar dapat
berhadapan muka dengan kami.” kata mereka.
“Atau
kau mempunyai sebuah rumah dari emas, atau kamu naik ke langit. Dan sekali-kali
tidak akan mempercayai kenaikanmu itu hingga
kamu turunkan atas kami sebuah kitab yang kami baca, sambung mereka.
“Maha
Suci Tuhanku, bukankah aku ini hanya seorang
manusia yang menjadi Rasul! jawab Rasulullah.
Demikianlah
salah satu diantara tantangan yang dihadapi Rasulullah dari kaum kafir Quraisy.
Tetapi beliau tetap menyeru untuk menyembah Allah, karena mereka telah
tenggelam dalam kebodohan menyembah berhala yang sama sekali
tidak memberikan manfaat atau madharat.
Emoticon