Khutbah Jumat Terbaru Tarbiyah Puasa Yang Sering dilupakan
Oleh: Qaem Aulassyhied
الحمد لله الذي أرسل رسوله بالهدى ودين الحق
وأظهره على الدين كله ولو كره المشركون، هدانا للإيمان وما كنا لنهتدي
لولا أن هدانا الله، أحمده حمداً كثيراً كما هو أهله وأشكره شكر من يستزيده
ويتضرع إليه وحده، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له في ربوبيته
وألوهيته وكمال ذاته وصفاته وأشهد أن محمداً عبد الله ورسوله صلى الله عليه
وعلى آله وصحبه أجمعين ومن اهتدى بهديهم واستن بسنتهم إلى يوم الدين
وبعدالحمد لله الذي {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ
حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ} { يَا
أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ
وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا
وَنِسَاء وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ
إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا} {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ
أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ، وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ
وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا}
Sidang jama’ah jumat yang dirahmati oleh Allah SWT.
Jika kita ingat-ingat, serasa bulan Ramadhan kemarin masih menyisakan
kegembiraan di hati kita, masih terasa lapar dan haus yang kita tahan
sebulan penuh, dan masih kita ingat saling maaf dan memaafkan yang kita
tunaikan setelah melaksanakan sholat id.
Dan kini, waktu berjalan cepat, kita telah berada di setapak menuju
bulan keberkahan dengan beberapa langkah lagi, bulan yang Allah SWT
sediakan di dalamnya ampunan yang besar dan keberkahan yang banyak bagi
hamba-Nya yang menyadari betapa agungnya bulan tersebut, Ramadhan dimana
Rasul menganjurkan kita untuk mempersiapkan diri untuk menyambutnya
dengan penuh suka cita.
Dan tentunya wujud suka cita yang kita lakukan, layak di aplikasikan
dengan mempersiapkan diri kita, lahir dan batin dalam menyambut bulan
tersebut, serta mempersiapkan diri, dalam artian, menumbuhkan semangat
dan menentukan langkah-langkah yang tepat, agar bulan puasa yang kita
lalui nanti bisa kita raup segala keberkahan di dalamnya, sehingga
Ramdhan bagi kita tidak berlalu sia-sia, dan janji Allah SWT menyucikan
hambanya layaknya anak yang baru lahir bagi hambanya yang berhasil dalam
tarbiyah bulan ramadhan juga kita dapatkan.
Dan langkah awal yang kita lakukan adalah meninjau kembali,
keberhasilan kita di bulan puasa kemarin, yang itu bisa dilihat dari
keseharian kita, kelakuan dan rangkaian ibadah kita setelah bulan puasa.
Sidang jama’ah jumat yang dimuliakan oleh Allah SWT
Mari kita renungkan dalam-dalam, apakah puasa yang kita lakukan
kemarin betul-betul ikhlas, hanya mengharap Ridho Allah SWT?, sehingga
dapat meningkatkan kadar ketaqwaan kita kepada Allah, apakah
ibadah-ibadah seperti sholat berjama’ah, sholat sunnah, baca al qur’an
rutin dan amalan-amalan lain telah menjadi kebiasaan kita selepas bulan
Ramadhan?.
Rasa kemenangan yang kita dapatkan, apakah betul-betul dikarenakan
kemenangan kita atas setan, ataukah hanya berdasarkan nafsu yang sudah
tidak lagi di tahan pada waktu bulan puasa? Banyaknya
pertanyaan-pertanyaan itu, setidaknya menjadi muhasabah kita sebelum
menapaki Ramadhan selanjutnya, dan itu bisa kita introspeksi dari
keseharian kita sekarang ini.
Sidang jam’ah jumat yang dimuliakan Allah SWT.
Yang tidak kalah pentingnya dan sering kita lupakan adalah tarbiyah
saling memaafkan yang kita bina di waktu puasa. Setelah kita
melaksanakan puasa dengan sebaik-baiknya, maka Allah SWT masih
memberikan kewajiban bagi kita untuk saling memaafkan, munculnya tradisi
halal bihalal dimana kita akan saling memaafkan merupakan wujud salah
satu hikmah puasa.
Karena memaafkan merupakan sifat yang terpuji dan ciri orang muslim
sebagaimana yang kita pahami dalam firman Allah SWT surat Ali Imran ayat
133-134:
وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ
رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ
لِلْمُتَّقِينَ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ
وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ
الْمُحْسِنِينَ
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga
yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang
yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di
waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan
mema’afkan (kesalahan) orang. Allah SWT menyukai orang-orang yang
berbuat kebajikan.”
Ayat di atas dimulai dengan perintah Allah SWT dalam berlomba-lomba
untuk bertobat dan memohon ampun, ini merupakan sebuah keniscayaan, yang
menunjukkan bahwa sebuah pengampunan adalah sesuatu yang sangat
berharga sehingga layak bagi kita untuk berlomba-lomba dalam meraihnya,
dan itulah yang menuntut kita untuk senantiasa bersegara mendahului
hamba-hamba yang lain dengan memohon ampun kepada Allah SWT disertai
dengan menyadari kesalahan.
Kemudian dalam keterangan ayat itu juga disertai dengan raihan surga,
hal itu jg menunjukkan bahwa surga layak bagi orang yang bersegera dan
mendapatkan ampunan Allah SWT, dan inilah ciri orang-orang muttaqin.
Ayat selanjutnya memiliki kaitan dengan ayat diatas, bahwa Allah SWT
saja bersedia memaafkan, apalagi kita seorang hamba-Nya. Memang, pada
kenyataannya memaafkan kesalahan orang lain atas kita merupakan hal yang
tidak mudah dilakukan, ini pun bisa dilihat dari tingkatan maaf yang
ada pada ayat ini.
Dimulai dengan al-kazhimin, artinya “penuh dan menutupnya dengan
rapat-rapat” hal ini di ibaratkan dengan wadah air yang kita tutup
rapat, begitu juga dengan cara memaafkan, kita akan berusaha untuk
memaafkan kesalahan orang lain, dengan berusaha tidak mengingatnya,
namun seperti air dalam wadah tersebut, masih ada bekas kemarahan, masih
ada hasrat untuk menuntut balas, tapi itu yang kita tahan dan kita
tutup rapat-rapat
Yang kedua, diambil dari kata al-aafiin, asal katanya al-afwu,
artinya menghapus, pada tingkatan ini, seorang yang memaafkan sudah bisa
menghapus segala kesalahan orang yang dimaafkannya, karena pada
hakikatnya orang yang memaafkan itu adalah orang yang menghapus
kesalahan orang, jika pada tingkatan pertama, orang hanya bisa menutup
dan menahan diri dari rasa benci akibat kesalahan orang, pada tingkatan
ini, kesalahan itu dihapus sehingga tidak ada lagi kebencian dan rasa
marah.
Yang terakhir, pada tingkatan ini, Allah SWT tidak hanya menyuruh
orang memaafkan, tetapi juga berbuat baik kepada orang yang telah
bersalah dengan kita, inilah tingkatan yang paling teratas dalam hal
memaafkan, ini pula yang telah di contohkan oleh Rasulullah SAW, dimana
ketika seorang yahudi yang sering mencacinya sakit, bukanlah menjadi
kesempatan buat Beliau untuk membalas segala perlakuan buruk yang pernah
ia terima, melainkan Nabi Muhammad SAW menjenguk dan merawatnya.
Ini merupakan hal yang sulit, tapi sangat mulia jika dilakukan,
kesalahan orang dianggap tidak ada, dan kita berinteraksi dengan orang
tanpa pernah memiliki kenangan buruk dengan orang tersebut.
Inilah ajaran islam yang rahmatan lil Alamin, dan inilah salah satu
tarbiyah puasa yang sangat agung namun terkadang kita lupakan, untuk
itu, sebelum menapaki bulan Ramdhan selanjutnya, ada baiknya kita
mencoba untuk membiasakan untuk saling memaafkan, agar tarbiyah yang
kita lakukan nanti akan terasa ringan dan betul-betul membekas di
perilaku kita.
Kaum muslimin siding jama’ah jumat yang berbahagia
Sebelum kita mengakhiri khutbah jumat ini, ada baiknya kita simak dan
perhatikan salah satu sabda Nabi SAW dalam haditsnya yang shahih, yang
artinya: “Taukah kalian semua, siapakah orang yang bangkrut itu? Tanya
Rasulullah kepada para sahabatnya, mereka pun menjawab: orang yang
bangkrut menurut kami adalah mereka yang tidak memiliki uang dan harta
benda yang tersisa.
Kemudian Rasulullah menyampaikan sabdanya: “orang yang benar-benar
bangkrut diantara umatku ialah orang yang di hari kiamat membawa
(banyak) pahala sholat, puasa, dan zakat, tapi (sementara itu) datanglah
orang-orang yang menuntutnya, karena ketika (di dunia)ia mencaci ini,
menuduh itu, memakan harta si ini, melukai si itu, dan memukul si ini,
maka diberikanlah pahala-pahala kebaikannya kepada si ini dan si itu.
Jika ternyata pahala-pahala kebaikannya habis sebelum dipenuhi apa
yang menjadi tanggungannya, maka diambillah dosa-dosa mereka (yang
pernah dizaliminya) dan ditimpakan kepadanya, kemudian dicampakkanlah ia
ke api neraka” (HR. Muslim dari Abu Hurairah)
Hadits ini merupakan ultimatum yang sangat keras buat kita para
umatnya yang terkadang sering melupakan interaksi antar sesama, padahal
hubungan baik kita dengan orang lain juga merupakan hal yang dituntut
dalam ajaran islam, dan jika kita remehkan, maka -berdasarkan hadits di
atas- tidak menutup kemungkinan semua ibadah yang kita lakukan akan
sia-sia dihadapan Allah SWT.
Untuk menanggulangi hal tersebut, maka budaya saling memaafkan
merupakan cara yang amat ampuh dalam menjaga diri kita dan orang lain,
yang tentunya tidak menafikan perhatian kita untuk selalu berlaku baik
kepada sesama. Maka jama’ah sekalian, sedari dini, mari kita melatih
diri untuk menjadi pribadi yang pemaaf.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Edisi Khutbah Kedua Jumat Tarbiyah Puasa Yang Sering dilupakan
. إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ
وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ
أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ
مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ
إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى
مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ. أَمَّا بَعْدُ؛إِنَّ اللهَ
وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ
ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ
عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى
إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى
إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ
وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ
مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مِنَ الْخَيْرِ
كُلِّهِ مَا عَلِمْنَا مِنْهُ وَمَا لَمْ نَعْلَمْ.
اَللَّهُمَ أَصْلِحْ أَحْوَالَ
الْمُسْلِمِيْنَ وَأَرْخِصْ أَسْعَارَهُمْ وَآمِنْهُمْ فِيْ أَوْطَانِهِمْ.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً
وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ
بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ
الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ
مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
Emoticon