Khutbah Jum'at - Persatuan Umat

Persatuan Umat
Oleh: Divta Iqbal Fathroni

Menjalin persaudaraan pada semua orang serta menjauhkan diri dari perpecahan adalah merupakan realisasi pengakuan bahwa hakekatnya semua kedudukan manusia dihadapan Allah SWT adalah sama sesuai dengan tugas dan beban masing-masing.

Allah SWT mengembalikan kepada siapa yang melahirkan kita pertama kali ke dunia ini, yaitu Adam dan Hawa, sebab Allah SWT akan menjadikan tempat pertemuan yang abadi dari persaudaraan umat manusia atau anak cucu Adam. Allah SWT tidak membeda-bedakan diantara hamba-hamba-Nya dan diantara hamba yang paling mulia di sisi Allah SWT adalah yang paling bertaqwa, sebagaimana firman-Nya.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

“Wahai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah SWT ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah SWT Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al-Hujurat: 13)

Dari ayat di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa segala bangsa yang tersebar diseluruh penjuru dunia ini ialah dari keturunan Adam dan Hawa, sedangkan perbedaan warna kulit, perbedaan tempat tinggal, perbedaan bahasa, perbedaan suku, perbedaan ras, perbedaan bangsa dan perbedaan negara bukanlah satu hambatan bagi kita untuk saling mengenal, karena tujuan diciptakannya perbedaan tersebut adalah untuk saling mengenal

Pada hakikatnya dimanapun kita hidup adalah sama, hanya saja terkadang tempat tinggal yang berbedalah yang menyebabkan timbulnya adat istiadat dan pemikiran atau cara pandang yang beragam dan pendapat yang fanatiklah yang menyebabkan terjadinya benturan-benturan, pertikaian, perselisihian diantara kita dan orang-orang yang sebelum kita, dan perbedaan inilah yang menyebabkan diutusnya rasul dan nabi pada zaman nenek moyang kita.

Jamaah shalat jumat yang dirahmati Allah SWT

Dengan berpedoman kepada ajaran atau kitab dari Allah SWT para nabi dan rasul melaksanakan tugasnya, yaitu menyeru atau mengajak serta mengingatkan manusia kepada persatuan dan mencegah dari perpecahan karena manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain, maka dari itu kita butuh persatuan dan kesatuan terutama pada masyarakat atau tempat yang kita tempati pada saat ini.

Untuk itu marilah kita hindari rasa dan sikap hidup yang hanya mementingkan diri sendiri (egois) sebab apabila seseorang sudah memiliki sikap ingin menang sendiri (egois) maka hilanglah rasa atau sikap kemanusiaannya dan ia akan memiliki rasa ingin menguasai orang lain, maka akan tumbuhlah kerusakan pada dirinya dan kerusakan itu akan terus berkembang, sehingga kerusakan itu akan menyebabkan dirinya terperangkap dalam ruang lingkup yang sempit, dan perlu kita sadari bahwa apabila semuanya itu sudah terjadi dalam kehidupan kita, maka kita tidak akan mempunyai saudara lagi kecuali diri kita sendiri.

Islam memberantas sikap egois dan mementingkan diri sendiri serta mengajarkan kepada manusia bahwa hidup ini bukan hanya untuk diri sendiri akan tetapi untuk saling kerja sama, tolong-menolong dan saling tunjang-menunjang dalam kehidupan kita sehari-hari, karena itu perlu kita sadari bersama bahwa manusia adalah makhluk sosial yang tidak akan bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain.

Walaupun diberi fasilitas yang mewah sekalipun, tapi jika kita harus hidup sendiri tanpa bantuan orang lain maka kita tidak akan bisa, dan kita akan merasakan hampanya kehidupan, maka dari itulah Islam mengajarkan kepada kita untuk membangun persatuan dan ukhuwah Islamiyah di dunia ini.

Jama’ah sholat jumat yang dimuliakan Allah

Apabila kita menuntut hak kita yang menjadi kewajiban kita, maka hendaknya kita juga memberikan hak orang lain yang sudah menjadi kewajibannya tersebut, dan apabila yang demikian itu dapat kita wujudkan, maka rasa ingin hidup sendiri dan egoisme tersebut dapat hilang dari diri dan watak kita, maka dari situlah akan timbul rasa kasih sayang antar sesama kita yang akan mewujudkan perdamaian diantara kita, lebih-lebih akan mewujudkan perdamaian kehidupan di dunia, terutama sesama umat Islam atau kaum muslimin.

Sebagaimana firman Allah SWT di dalam surat asy-syura ayat 23

قُل لاَّ أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا إِلاَّ الْمَوَدَّةَ فِي الْقُرْبَى وَمَن يَقْتَرِفْ حَسَنَةً نَّزِدْ لَهُ فِيهَا حُسْنًا إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ شَكُورٌ

“Katakanlah: “Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upahpun atas seruanku kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan”. dan siapa yang mengerjakan kebaikan akan Kami tambahkan baginya kebaikan pada kebaikannya itu. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri”

Dari ayat di atas dapat kita pahami bahwasannya seseorang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT hendaknya bisa menciptakan suasana yang sehat di dalam kehidupan bermasyarakat dengan landasan kasih sayang dan persaudaraan. Apalagi negara kita ini yang mayoritas penduduknya muslim dan kita juga tahu bahwa sesama muslim itu bersaudara, sebagaimana firman Allah SWT

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

“Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” (QS. Al-Hujurat: 10)

Dalam ayat di atas sudah jelas bahwa semua orang mukmin itu bersaudara, maka dari itu hendaknya kita saling tolong-menolong sesama kita, dan Rasulullah SAW juga menegaskan dalam sabdanya yang berbunyi

مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِى تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى (رواه مسلم

“Perumpamaan orang mukmin di dalam cinta kasih dan kasih sayang dan kelembutannya itu seperti satu tubuh yang apabila salah satu dari anggota tubuh itu terluka maka anggota yang lain akan merasa tidak bisa tidur dan demam.” (HR. Muslim)

Jama’ah shalat jum’at yang dirahmati Allah

Dan kita juga tahu bahwa lebah selalu memberikan yang baik-baik kepada manusia dengan madu yang dihasilkannya, begitu juga kita harus selalu memberikan yang terbaik kepada saudara-saudara kita terutama ditempat yang kita huni saat ini, dan memang kita diharuskan berbuat baik kepada siapapun

Ada sebuah syair yang artinya: “dulu saat engkau dilahirkan engkau dalam keadaa menangis, sedangkan orang-orang sekitarmu tertawa menyaksikan kehadiranmu, makadari itu berbuatlah kebaikan di dunia ini selama hidupmu di dunia ini, agar nanti ketika engkau pergi meninggalkan dunia ini engkau dalam keadaan tersenyum gembira, sedangkan orang-orang disekitarmu menangis karena kepergianmu.”

Dari syair di atas dapat kita ketahui bersama bahwa kita dianjurkan untuk terus-menerus berbuat kebaikan selama hidup di dunia ini, agar tercipta kehidupan yang harmonis dan persatuan umat yang kuat.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ