DAKWAH PERTAMA


Muhammad saw selama tiga tahun, sejak turun wahyu yang pertama mendakwahkan Islam secara sembunyi-sembunyi sesuai dengan poerintah Allah, beliau melaksanakan dakwah seperti itu karena khawatir akan timbulnya hal-hal yang merugikan yang akan timbul dikalangan masyarakat. Hal itu karena Islam merupakan agama yang asing bagi mereka.
Rang-orang pertama yang masuk Islam dan mengakui kerasulan Muhammad saw antar lain : Khadijah binti Kuailid, Ali bin Abi Thalib, Abdullah bin Abi Qatadah atau Abu Bakar, dan Zaid bin Haritsah.
Selanjutnya, dakwah Islam mendapat sambutan dikalangan orang Quraisy tingkat tinggi : Utsman bin Affan, Zubair bin Al-Awam, Abdurrahman bin Auf, Abdullah bin Mas’ud, Sa’ad bin Abi waqas, Thalhah bin Ubaidillah, Abu Dzar Al-Ghifary, Shahib Ar-Rumy dan lain-lainnya.
Abu Jahal adalah seorang pembesar Quraisy, masih paman Muhammad saw merasa sangat kesal bila mendengar orang-orang masuk Islam. Dalam menentukan sikapnya itu ia mengumumkan :
“Kalian telah melepaskan agama bapak kamu yang baik buat kamu. Akan kami hinakan dan campakkan kalian ke jurang kehinaan. Bila yang masuk Islam kaum pedagang, akan kami rampas daganganmu, dan kami hancurkan harta kekayaanmu. Bila seorang miskin masuk Islam, akan kami siksa dan kuhabisi nyawanya.”
Selanjutnya,Rasulullah mendapat perintah dari Allah, untuk mendakwahkan Islam secara terang-terangan. Firman Allah :
“ Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.” (Q.S. 15 : 94)
Setelah adanya perintah itu, Rasulullah mengumpulkan kaum Quraisy dan beliau naik ke bukit Shafa.
“Siapa gerangan yang menyuruh berkumpul ini ?”tanya salah seorang diantara kaum Quraisy.
“Muhammad,”jawab yang lain.
Rasulullah yang berdiri di puncak bukit Shafa bersabda :
“Hai Bani Fulan, Hai Bani Abdul Muthalib, Hai Bani Abdi Manaf, segeralah kalian menyembah Allah. Bagaiman pendapat kalian jika kukatakan kepada kalian bahwa ada seekor kuda besar keluar dari kaki gunung ini. Apakah kalian mempercayai apa yang kukatakan itu?”
Tentu saja kami percaya,karena selama ini belum pernah engkau berbuat dusta,”jawab mereka.
“Aku inilah penyelamat kalian dari siksaan yang pedih,”sabda Rasulullah.
“Celakalah engkau, hai Muhammad! Hanya untuk kepentingan ini kami dikumpulkan ?” teriak Abu Lahab.
Maka turunlah firman Allah yang merupakan tangkisan kepada Abu Lahab, siapa sebenarnya yang celaka itu.
“Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa. Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan. Kelak ia akan masuk kedalam api yang bergejolak. Dan (begitu pula) istrinya pembawa kayu bakar yang dilehernya ada tali dari sabut.” (QS 111 : 1 – 5).
Setelah kejadian itu, Allah memerintahkan kepada Muhammad dengan firman-Nya : Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman.” (QS 26 : 214 – 215).
Rasulullah lalu mengumpulkan kaum kerabatnya dan mengatakan kepada mereka :
“Sungguh Rasul tidak akan menipu keluarganya. Demi Allah, bila aku ini membohongi semua manusia, maka aku tidak akan pernah membohongi kalian. Bila aku menipu manusia maka aku tidak akan menipu kamu semuanya. Demi Allah yang tidak ada Tuhan selain Dia, dan aku sebagai Rasul-Nya, kukabarkan kepada kalian dan kepada seluruh umat manusia, demi Allah aku ini bisa tidur sebagaimana kamu tidur. Aku bangun sebagaimana kamu bangun.”
“Segalanya akan diukur dengan apa yang kalian kerjakan. Segala kebaikan itu akan dibalas dengan kebaikan dan perbuatan jahat dibalas dengan kejahatan pula. Bagi orang yang berbakti kepada Allah, balasannya adalah surga yang kekal baginya. Bagi orang yang jahat, maka neraka adalah balasan yang kekal baginya.”
Rasulullah menghadapi kaumnya dengan penuh sopan, kecuali kepada pamannya, Abu Lahab, beliau selalu bersikap tegas.