'Saya
takjub, manusia seperti apakah yang hingga hari
ini
menawan hati jutaan manusia.
Saya menjadi lebih daripada sekadar yakin bahwa bukan pedang yang membuat Islam berjaya.
Saya menjadi lebih daripada sekadar yakin bahwa bukan pedang yang membuat Islam berjaya.
Kebersahajaan, pelenyapan ego
sang Nabi, tekad kuat untuk memenuhi semua janjinya,
pelayanannya yang amat mendalam kepada para
sahabat dan pengikutnya, keberaniannya yang tak mengenal
rasa takut, keyakinan penuhnya kepada Tuhan
dan kepada misinya.
Semua inilah, dan bukannya pedang, yang menyebabkan umat Muslim
berjaya
dan mampu menyingkirkan segala penghalang.
Ketika
menamatkan biografi sang Nabi, saya sedih karena
tak ada lagi yang bisa saya baca tentang kehidupan
nan agung itu."
'Keputusan
saya memilih Muhammad sebagai tokoh paling
berpengaruh dalam sejarah dunia mungkin mengagetkan
sebagian pembaca dan sebagian lainnya akan
mempertanyakannya. Namun, dialah satu-satunya manusia
dalam sejarah yang mencapai kesuksesan puncak
pada level religius dan sekaligus sekuler."
—Michael H.
Hart, The 100: A Ranking of the Most
Influential Person in History
"Saya
telah mempelajari sosok Muhammad—seorang manusia
yang luar biasa dan menurut saya sangat jauh dari
sosok anti-Kristus. Dia harus disebut sebagai Penyelamat
Umat Manusia. Saya percaya jika manusiaseperti
dia diserahi kendali kepemimpinan dunia modern,
dia akan berhasil memecahkan problemproblemnya sehingga
dunia akan mendapatkan kedamaian
dan kebahagiaan. Saya ramalkan, kelak agama
Muhammad akan semakin diterima Eropa, dan ini
telah dimulai dari sekarang."
—George
Bernard Shaw, Nobelis Sastra 1925
"Ketika
saya mendengar teman-teman Muslim mengungkapkan
harapan bagi terwujudnya dunia yang
lebih
baik, tempat nama Tuhan diucapkan sebagai rahmat,
ketika teman-teman Muslim berperilaku terpuji, kudus,
dan menghargai kehidupan, dan ketika mereka bersaksi
bahwa mereka bisa melakukan semua itu berkat
kehidupan dan persaksian Rasulullah Muhammad,
maka saya pun bersaksi bahwa
Muhammad
adalah rahmat bagi umat manusia."
—Martin
Forward, Professor of Religious Studies di
Aurora University, penulis Muhammad : Short Biography
Emoticon